Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui BBWS Ciliwung Cisadane melaksanakan pengelakan Sungai Ciliwung atau river closure yang merupakan salah satu tahap keberlanjutan pekerjaan bangunan utama Bendungan Ciawi (Cipayung), 4 Februari 2020, di Bogor, Jawa Barat. Bendungan Ciawi merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) dan bendungan kering yang berlokasi di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, masa pelaksanaan konstruksinya dimulai pada tahun 2016 dan diharapkan selesai 2021 dengan nilai kontrak sebesar Rp. 798 miliar.
Plt. Direktur Jenderal SDA, Widiarto, mengatakan bahwa bendungan Ciawi adalah salah satu dari dua bendubgan kering (dry dam) yang berada di hulu sungai Ciliwung. “Bendungan ini merupakan bagian dari rencana induk pengendalian banjir di Ibukota Jakarta sebagai wujud komitmen Kementerian PUPR untuk pengendalian banjir dari hulu hingga hilir sungai Ciliwung. Progres fisik Bendungan Cuawi saat inu adalah 45 persen. Sedangkan pembebasan lahan telah mencapai 92,1 persen,” jelas Plt. Direktur Jenderal SDA, Widiarto.
Lanjut Widiarto, Bendungan Ciawi memiliki volume tampung total sebesar 6,05 juta m3 bermanfaat dalam mereduksi banjir bagian hulu sebesar 111, 75 m3/det (30,6%). Kontribusi Bendungan Ciawi dalam pengendalian banjir pada pintu air Manggarai sebesar 11,9 persen .
“Kendala-kendala yang dihadapi pasti banyak tapi saya yakin dengan kerjasama semua pihak, semua dapat teratasi. Semoga bendungan ini dapat selesai tepat waktu meskipun masih ada beberapa tahapan penting yang harus dilalui antara lain penimbunaan bendungan utama,” kata Widiarto.
Sebagai informasi, sistem dry dam merupakan pengendalian banjir dilakukan dengan mengalirkan debit banjir melalui terowongan. Pada awal banjir, elevasi muka air berada pada elevasi yang rendah, air mengalir dengan kondisi bebas melalui terowongan. Hal tersebut akan memperlambat kenaikan muka air di hulu bendungan sehingga debit banjir hanya mengalir sesuai kapasitas terowongan.
Widiarto memberikan apresiasi terhadap kerja keras, dukungan dan peran aktif BBWS Ciliwung Cisadane, Pemda Jawa Barat, Pemkab Bogor, BPN, BPKP, LMAN dan masyarakat yang juga bersinergi untuk mendorong kelancaran pembangunan Bendungan Ciawi.
Pembebasan lahan
Pada kesempatan yang sama, Kepala BBWS Ciliwung Cisadane, Bambang Hidayah, mengatakan bahwa total kebutuhan lahan pembangunan Bendungan Ciawi seluas 78, 35 ha dengan jumlah bidang sebanyak 935 bidang. “Sampai dengan saat ini lahan yang telah dibebaskan seluas 66,0 ha sebanyak 862 bidang atau sebesar 92 %. Dengan total realisasi pembayaran pembebasan lahan sebesar Rp. 762, 6 miliar sedangkan sisanya akan tuntas pada akhir Maret 2020,” jelas Bambang Hidayah.
Proses pembebasan lahan pembangunan Bendungan Ciawi, menurut Bambang Hidayah, menjadi pengalaman yang berharga karena sejak proses pengumpulan data awal yabg melibatkan langsung jajaran di tingkat kecamatan, desa dan pemuka masyarakat kemudian dilanjutkan oleh BPN Kabupaten Bogor dan BPKP Pusat.
Dengan pengelakan sungai Ciliwung ke saluran pengelak (bottom outlet), merupakan tanda akan dimulainya pelaksanaan pekerjaan bangunan utama, yaitu meliputi pekerjaan galian pondasi tubuh bendungan, peebaikan pondasi bendungan, pekerjaan timbunan tubuh bendungan yang kemudian diharapkan Bendungan Ciawi dapat selesai keseluruhan pada akhir 2020 ini.
Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Pusat Bendungan, Ni Made Sumiarsih, Direktur Bina OP, Agung Djuhartono, Kepala BBWS Ciliwung Cisadane, Bambang Hidayah, seluruh jajaran BBWS Ciliwung cisadane, Pemkab Bogor, Bappenas, dan pemuka masyarakat. ( tin/nan-kompuSDA)