Komisi V DPR RI bersama jajaran Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kemarin (20/2) melakukan kunjungan kerja spesifik ke Bendungan Karian di Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
Dalam kunjungannya, mereka mendorong percepatan pembangunan dan memastikan bahwa pembangunan Bendungan ini nantinya dapat berfungsi meminimalisir banjir sebesar 30 perser dengan mengendalikan aliran Sungai Ciberang sebesar 60,8 juta m3. Hal ini sekaligus untuk penanganan pasca banjir bandang sungai ini yang merendam enam kecamatan, yaitu Cipanas, Lebakgedong, Sajira, Curugbitung, Maja dan Cimarga.
Selain sebagai pengendalian banjir, bendungan ini digadang akan bermanfaat untuk irigasi dan suplai air baku. Tak hanya itu, bendungan ini juga memiliki potensi energi mini hidro dan wisata. Pada musim hujan, Bendungan Karian yang berkapasitas 314,7 juta m3 ini akan mampu menahan aliran air Sungai Ciberang hingga 60,8 juta m3," ungkap Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae saat memimpin Tim Kunfik Komisi V DPR RI.
Dalam laporannya pasca terjadi banjir, Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi mengatakan bahwa terdapat 1 bukit di kecamatan yang longsor, ada 40 desa yg terkena dan 900 kk yg harus direlokasi.
Sementara dalam penanganan banjir yang terjadi di Banten, Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku Iriandi Azwartika mengatakan Ditjen SDA membangun bendungan dengan tujuan untuk menyiapkan ketahanan air. Menahan air sebanyak-banyaknya ketika musim hujan, melepaskan air sebanyak2nya ketika musim kemarau.
"Secara teknis kami menangani banjir bahwa untuk menangani banjir yang masuk ke waduk, di hulu harus ada sabo dam. Itu skala teknisnya untuk mengurangi air dan sedimentasi. Sementara secara non teknis ada GNKPA, dengan salah 1 nya komunitas peduli sungai,"
Senada dengan Iriandi, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian Tris Raditian juga mengatakan bahwa pihaknya selain membangun juga akan mengecek sampah-sampah dari hulu yang membawa sedimentasi karena kalau masuk ke daerah tampungan bendung maka akan mengurangi life cycle.
Dirinya juga mengatakan bahwa penyebabnya memang air. "Namun bersama Cipta Karya, Bina Marga dan juga perumahan kita melakukan survei dan perencanaan kemudian masuk ke penganggaran. Pasca bencana, kita lakukan tanggap darurat di pintu air irigasi dan jembatan, Pondok latansa sudah kita berikan bantuan sebanyak 6.000 kantong pasir, 715 bronjong, serta 200-an bahan banjiran. Terutama yang daerah Sajira akan kita bebaskan, sudah 276 bidang sudah dibayarkan, " jelas Tris.
Bendungan Karian merupakan tipe bendungan urugan batu dengan inti tegak dengan kapasitas total 314.7 juta m3 dengan tinggi bendungan utama 63.5 m dan panjang 516 m. Manfaat dari Bendungan Karian ini adalah sebagai air RKI ( rumah tangga kantor dan industri) untuk kabupaten Lebak, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, kota Tangerang Selatan dan wilayah Provinsi DKI Jakarta dengan penyediaan air sebesar 9,1 M3 per detik melalui Serpong conveyance sistem.
Penyediaan kebutuhan suplesi ke daerah irigasi Ciujung dengan luas 22. 000 hektar dan pemenuhan kebutuhan air RKI kota Cilegon serta Kabupaten Serang sebanyak 5,5 m kubik per detik. Selain itu Bendungan Karian juga menyediakan sarana rekreasi dan tujuan wisata air serta potensi pembangkit energi listrik sebesar 1,8 megawatt melalui pembangkit listrik tenaga mini hidro. Adapun total alokasi air baku dari waduk karian adalah 14, 6 m3/detik dibagi untuk satu titik untuk RKI sebesar 13, 9 m3/detik dan untuk irigasi sebesar 0,7 m3/detik lalu alokasi RKI untuk Provinsi Banten sebesar 9, 7 m3/detik dan untuk DKI sebesar 4, 2 m3/detik. Saat ini pembangunan progres fisik sebesar 58 % dan ditargetkan selesai pada Maret 2021. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 314,7 juta m3 dan luas genangan maksimum sebesar 1,740 hektar yang dapat dimanfaatkan untuk menambah kebutuhan suplesi ke Daerah Irigasi (DI) Ciujung.
(kompusda/din-ket)