Garda Depan Internalisasi Konsep Hijau Infrastruktur

Pembangunan Nasional

Pembangunan Infrastruktur di Indonesia telah berjalan lebih dari 60 tahun. Selama rentang waktu tersebut, banyak manfaat telah dirasakan oleh masyarakat. Namun disisi lain, Pembangunan Infrastruktur juga tidak sedikit menyumbang kerusakan lingkungan. Kerusakan tanah akibat eksplorasi lahan yang tidak terkontrol, penyempitan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berakibat banjir, hanyalah beberapa contoh dari kerusakan akibat pekerjaan konstruksi.

“Sebagai instansi yang bertanggungjawab dalam Infrastruktur, PU siap berada di garda depan untuk internalisasi konsep keberlanjutan atau konsep hijau pada proyek Infrastruktur ke-PU-an”, ungkap Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Hediyanto W. Husaini saat membuka Pelatihan Greenship Associate Plus Angkatan ke-5, Senin (17/3) di Jakarta.

Ada tiga prasyarat utama yang harus terpenuhi agar Infrastruktur hijau dapat terwujud, yaitu Sistem Nilai, Kelembagaan, dan Teknologi. Sistem nilai, berarti konsep green harus diterima, dipahami, dan dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan. “Disinilah perlu sekali perubahan mindset dalam pembangunan Infrastruktur, lebih baik repot sedikit tapi lingkungan terjaga lebih lama. Kan ini satu-satunya bumi kita”, ujar Hediyanto.

Prasyarat Kelembagaan berarti tanpa adanya kelembagaan yang mendukung dan fungsional akan sulit mencapai suatu kota hijau yang berkelanjutan. Sedangkan Teknologi berarti pembangunan akan selalu membutuhkan teknologi. Tidak hanya berupa fisik, tapi juga pengetahuan untuk membantu pengambilan keputusan.

Dijelaskan lebih lanjut pula bahwa internalisasi konsep hijau dapat menggunakan tiga perspektif yang berbeda. Pertama, Pendekatan Project Delivery System (PDS), yang merupakan internalisasi konsep green di setiap tahap siklus proyek. Kedua, pendekatan komponen pembentuk hijau dalam suatu kegiatan pembangunan kota, atau yang biasa dikenal dengan kota hijau. Ketiga, berdasarkan karakter dan aras spasial yakni regional, kota, kawasan, lingkungan dan tapak bangunan.

Ketua Green Building Council Indonesia Siti Adiningsih Adiwoso, pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa internalisasi konsep green pada Infrastruktur adalah suatu hal yang wajib. Mengingat diperkirakan pada tahun 2020 nanti kualitas dan kuantitas air, udara, dan material akan berada pada titik kritis jika tidak dilakukan tindakan yang tepat.

“Selain itu, negara-negara lain sudah mulai menerapkan prinsip green. Jika kita kalah cepat, bukan tidak mungkin investor akan beralih ke negara lain”, ungkap Adiningsih. (tw/hl)

Berita

berita/db9dc217-4ee2-47d5-ae74-900d448457d6/1711420291.jpg

Dialog Interaktif: Menjaga Kedaulatan Air untuk Kebermanfaatan Bersama

berita/001d1302-e4ae-4d5d-b51e-640adbbf1c6f/1710294552.jpg

TKPSDA WS Woyla-Bateue Menggelar Sidang I Periode III Tahun 2024

berita/87e1263a-6a24-4a3b-8f38-96a1e2213ad6/1709773879.jpg

Sidang I TKPSDA WS Jambo Aye Periode IV Tahun 2024

berita/95cd665f-95ef-4422-929f-d38b59fbdf60/1709716637.jpg

Arisan Paguyuban BWS Sumatera 1 Sambut Ramadhan

berita/ddf2de55-9bf5-452f-b449-8812d8106256/1709694620.jpg

Peringati HAD ke-32, BWS Sumatera I Mengadakan Penanaman Pohon

berita/72f6956f-e07d-4f7e-b4f7-dbec40b5bdee/1709176397.jpg

Glorifikasi World Water Forum, Kementerian Sekretaris Negara Sambangin Aceh