BMKG Climate Outlook 2025 memperingatkan akan meningkatnya curah hujan dan potensi banjir di berbagai wilayah, dan akan memasuki puncak musim hujan diperkirakan mulai November 2025 hingga 2026. Potensi hujan mulai meluas dari wilayah Barat menuju Timur Indonesia/ dan akan terus meningkat intensitasnya dalam beberapa pekan mendatang, sehingga diperlukan kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang menyeluruh.
Salah satu wujud nyata dari komitmen tersebut adalah penyelenggaraan Apel Siaga Bencana. Acara ini diselenggarakan pada hari Selasa, 4 November 2025, yang berfungsi sebagai forum penting untuk menyelaraskan kesiapan seluruh jajaran Kementerian PU. Apel ini dilaksanakan secara hybrid; secara luring di dua lokasi strategis, yaitu Pendopo Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta dan Gedung CARRO Balai Teknik Jalan dan Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga di Bandung, Jawa Barat. Sementara itu, untuk memastikan cakupan nasional, peserta dari seluruh Balai dan Balai Besar di berbagai wilayah Indonesia turut berpartisipasi secara daring.
Dalam sambutannya, Menteri Dody secara tegas menggarisbawahi tiga pilar besar yang menjadi fondasi kesiapsiagaan nasional Kementerian PU dalam menghadapi ancaman musim hujan:
Kesiapsiagaan Infrastruktur dan Keselamatan Publik: Pilar pertama ini berfokus pada memastikan bahwa seluruh infrastruktur yang telah dibangun dalam kondisi aman dan prima dengan melakukan pemeriksaan menyeluruh, perbaikan cepat dan preservasi rutin sebelum hujan besar datang.
Komando Terpadu dan Teknologi Respon Cepat: Pilar kedua menekankan pentingnya sistem komando yang terintegrasi dan efisien dengan memperkuat kolaborasi lintas lembaga dan koordinasi antar balai Kementerian PU di setiap wilayah. Pastikan komando dari Pusat hingga lapangan berjalan dalam satu suara, satu data, dan satu tindakan, karena kecepatan data menentukan kecepatan aksi / dan di tengah bencana, setiap menit berarti penyelamatan.
Pelayanan Publik yang Manusiawi dan Berkelanjutan: Pilar ketiga menyoroti aspek kemanusiaan dalam penanganan bencana. Kementerian PU berkomitmen untuk memberikan pelayanan publik yang tidak hanya cepat, tetapi juga berempati, serta memastikan bahwa fungsi infrastruktur vital dapat segera pulih pasca-bencana demi menjaga keberlanjutan kehidupan dan perekonomian masyarakat.
Menteri Dody menekankan sebuah filosofi penting untuk insan PU "Kita memang tidak bisa mengendalikan alam, namun kita bisa memastikan infrastruktur yang kita bangun mampu beradaptasi terhadap ujian alam dan lonjakan beban layanan puncak."
Pelaksanaan Apel Siaga Bencana bukanlah sekadar prosedur formal, melainkan sebuah penegasan ulang atas peran krusial Kementerian PU. Menteri Dody menegaskan bahwa kegiatan ini adalah momen untuk "meneguhkan kembali komitmen dan tugas Kementerian PU sebagai penjaga urat nadi bangsa, pelindung keselamatan masyarakat, dan pengawal keberlanjutan infrastruktur."
Pada kesempatan lain, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Dwi Purwantoro mengatakan bahwa Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah memobilisasi dan menyiagakan sumber daya di seluruh Balai Besar Wilayah Sungai/ Balai Wilayah Sungai yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kami telah menyiagakan sekitar 2.075 unit alat berat termasuk excavator, loader, dump truck, dan peralatan pendukung lainnya yang berfungsi untuk penanganan darurat dan pembersihan material bencana. Selain itu, kami juga menyiapkan 326.101 unit bahan banjiran juga telah disebar, yang terdiri dari logistik, material penanggulangan longsor dan banjir, serta persediaan darurat lainnya. Distribusi sumber daya ini menjamin bahwa tim reaksi cepat dapat menjangkau lokasi bencana tanpa penundaan signifikan”, ucap Dwi.
- Kompu SDA