Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan sejumlah aksi terkait antisipasi penaanganan banjir, longsor dan erupsi Gunung Agung yang sedang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia,
Hal tersebut dikatakan oleh Imam Santoso, Direktur Jenderal SDA kepada para wartawan saat Jumpa Pers di Jakarta (30/11) didampingi oleh Sekretaris Ditjen SDA, Muhammad Arsyidi, Direktur Sungai dan Pantai, Hari Suprayogi dan Kepala Pusat Bendungan, Ni Made Sumiarsih. Secara keseluruhan Ditjen SDA telah melakukan siaga banjir sejak bulan Agustus untuk mengantisipasi musim hujan yang terjadi di September hingga Maret tahun depan.
“Kesiapan kami di Ditjen SDA bagaimana menghadapi musim hujan dengan curah yang tinggi dan banjir pada saat ini kita mempunyai Early Warning System yang merupakan sistem pemantauan telemetry Kementerian PUPR, kami ada 34 Balai di seluruh Indonesia dan semua memiliki sistem ini,”
Selain Early Warning System, Ditjen SDA juga melakukan kegiatan rutin sebagai program penanganan banjir dengan adanya pemeliharaan sungai secara berkala, seperti pengerukan sedimentasi, normalisasi sungai dan galian alur sungai.
Imam juga menuturkan keterlibatan masyarakat dan komunitas dalam kegiatan tersebut bersama dengan TNI di titik-titik sungai di Jakarta, seperti Kanal Banjir Barat, Kanal Banjir Timur, Sungai Ciliwung, Sungai Krukut, Sungai Angke dan yang lain. Hal ini sekaligus akan meningkatkan kepedulian masyarakat akan kebersihan sungai dan ikut menjaga sungai dari sampah. Keterlibatan lain juga dilakukan melalui dibentuknya Sekolah Sungai, pendekatan edukasi ini memberikan pengetahuan tentang drainase sekaligus penataan lingkungan di sekitar sungai.
Langkah lain yang dilakukan oleh Ditjen SDA untuk memelihara sungai sepanjang 24.802, 64 km di seluruh Indonesia adalah penelusuran sungai yang dilakukan oleh 34 BBWS/BWS di seluruh Indonesia secara rutin setiap tahun, dengan prioritas pada ruas sungai perkotaan dan lahan irigasi, dengan tujuan untuk mengetahui kondisi fisik seperti prasarana sungai (tanggul, bendung pengendali banjir, pintu-pintu air, dan prasarana lainnya dan kondisi non fisik seperti masalah sosial dan lingkungan.
“Perlu kami sampaikan bahwa di tiap Balai ada posko piket banjir yang disiagakan 24 jam hingga bulan Maret, ada contact person juga, ada pusat komando yang dikomandoi oleh Direktur OP (Operasi dan Pemeliharaan) sehingga informasi bisa kami terima secepatnya dan juga mobilisasi alat berat bisa cepat, lami mensiagakan seluruh alat berat yang ada di kami, jadi ada beberapa alat berat, melakukan pembersihan sampah, kemudian juga pompa-pompa air,” ujar Dirjen SDA
PENANGANAN ERUPSI GUNUNG AGUNG
Sementara itu, siaga bencana yang terjadi di Gunung Agung, Bali, juga masih terus dilakukan oleh Kementerian PUPR berkoordinasi dengan BNPB, Polri, Basarnas, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, BUMN dan lainnya untuk mendampingi Pemerintah Daerah dalam Pembangunan sarana dan prasarana pengendalian banjir
Hingga saat ini Posko Pendampingan Nasional telah diaktivasi di Kabupaten Karangasem. Dam masyarakat yang berada di dalam radius 8 km dan peluasan 10 km dihimbau untuk segera mengungsi dengan tertib dan tenang.
Banjir Lahar sudah dipersiapkan tim Balai Sabo & sudah diserahkan kepada Klaster Sumber Daya Air untuk dilaksanakan, sementara Pengerukan alur sungai di Tukad Unda dan Tukad Pati sudah selesai, selain itu dari 9 Sumur Bor yang dipersiapkan, 7 Sumur Bor di lokasi pengungsian utama sudah siap untuk pelayanan air bersih. Untuk menangani erupsi , telah diturunkan alat berat yang disediakan oleh Ditjen SDA berupa 3 unit excavator, 1 unit loader, 3 unit dumptruck, 1 unit trailer dan telah membangun infrastruktur pengendali lahar berupa kantong lahar 5 buah, Check dam 87 buah..
Direktur Sungai dan Pantai Ditjen SDA, Hari Suprayogi mengatakan secara keseluruhan Ditjen SDA telah membangun infrastruktur untuk pengendalian banjir dan bencana untuk mendukung Program Nawacita. “Jadi target Nawacita dari 2015-2019 membangun tanggul 3000 km, pantai 500 km, dan pengendali lahar 300 buah. Hingga 2017 ini, rencana tanggul 193 km tercapai 77, 4 km, target pantai 120 m baru 23 km yang baru jadi, sedangkan pengendali lahar 9 buah, 12 buah sudah dibangun,”
Meskipun terjadi backlog, namun pihaknya ntetap optimis hingga 2019 target tersebut dapat terpenuhi.
- kompusda