“Flores, NTT, NTT dan pulau-pulau kecil lain akan kita sentuh dengan pembangunan infrastruktur, khususnya infrastruktur penyediaan air. Dengan harapan dalam lima tahun ke depan semaksimal mungkin kita bisa mengatasi kesulitan air di timur Indonesia dan pulau-pulau kecil,†jelas Menteri PUPR dalam jumpa pers bertajuk Capaian Pembangunan Infrastruktur PUPR Tahun 2015 dan Program Prioritas Tahun 2016, yang dilangsungkan di Jakarta (22/12).
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Menteri PUPR, pembangunan infrastruktur penyedia air yang dimaksud berupa embung dan bendungan. Sebelum pembangunan dilaksanakan, terdapat beberapa strategi yang terlebih dahulu akan diterapkan. Sebagaimana dinyatakan oleh Menteri PUPR, strategi pertama yang akan dilaksanakan adalah merehabilitasi sumur-sumur yang sudah ada agar bisa dioperasikan. Kemudian bila ketersediaan air dari sumur-sumur yang ada belum dapat mencukupi kebutuhan masyarakat, strategi kedua adalah melakukan pengeboran baru untuk mencari sumber air baku. Kemudian strategi berikutnya adalah membangun infrastruktur penampung air skala kecil seperti embung, “Namun bila tampungan airnya kecil, pas kemarau kemungkinan kering. Jadi kita akan membangun bendungan. Saya harapkan di tahun mendatang paling tidak ada satu atau dua bendungan di Flores,†ujar Menteri PUPR.
Upaya lima tahun ke depan untuk mengatasi kesulitan air di Indonesia ini merupakan salah satu dasar dibentuknya dua unit kerja baru di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), yaitu Pusat Bendungan dan Pusat Air Tanah dan Air Baku. Kedua Pusat ini dibentuk untuk memanfaatkan potensi sumber daya air yang ada di sebuah wilayah, terutama yang belum tersentuh infrastruktur penampung air.
Pembangunan infrastruktur penampung air termasuk di dalam sasaran output prioritas tahun 2016, “Di tahun 2016 nanti, Ditjen SDA akan membangun delapan bendungan baru, sedangkan 22 bendungan dilanjutkan pembangunannya. Di tahun 2016 Ditjen SDA juga akan membangun 387 buah embung,†disampaikan oleh Menteri PUPR.
Selain pembangunan bendungan dan embung, Ditjen SDA memiliki beberapa sasaran output prioritas lainnya, yaitu pembangunan 60 ribu Ha irigasi, rawa dan tambak; rehabilitasi 347 ribu Ha irigasi, rawa dan tambak; operasi dan pemeliharaan terhadap 3,4 juta Ha irigasi, rawa dan tambak; pembangunan 273 km pengendali banjir; dan 38 km pengamanan pantai. (kty/tin kompusda)
- Superman