Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di muka bumi termasuk manusia, atau dapat dikatakan air sebagai sumber kehidupan bagi makhluk hidup, bila tidak ada air di suatu wilayah bisa dipastikan wilayah tersebut tidak ada kehidupan. Air dibutuhkan sebagai media produksi, sebagai air irigasi untuk keperluan budidaya pertanian, sebagai media produksi industri, kebutuhan rumah tangga dan tenaga listrik serta air berguna untuk menjaga stabilitas ekosistem. Agar sumber-sumber air bisa terus terjaga kelestariannya, maka diperlukan pembangunan tampungan-tampungan air di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya bendungan.
Bendungan di Indonesia memiliki ciri khasnya masing–masing karena memiliki situasi dan kondisi alam yang berbeda, memiliki pemandangan yang menakjubkan, letak geografis serta masyarakat di sekitar bendungan. Semua aspek tersebut saling melengkapi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) dan Balai Teknik Bendungan telah dan sedang membangun berbagai bendungan di berbagai daerah di Indoneia sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo untuk mendukung ketahanan pangan dan air di negeri ini.
Balai Teknik Bendungan sendiri memiliki tugas untuk mendukung Komisi Amandemen dalam hal teknis dan non teknis serta Komisi Keamanan Bendungan (KKB), memberi rekomendasi kepada Menteri PUPR terkait masalah desain, sistem pengisian waduk, operasi dan pemeliharaan bendungan. Balai Teknik Bendungan juga membantu Komisi Keamanan Bendungan terkait masalah teknis dan non teknis administrasi seperti membantu kajian, inspeksi keamanan bendungan, monitoring dan evaluasi.
Balai ini memfasilitasi para stakeholdernya untuk konsultasi terkait masalah teknis, tentunya dengan bantuan dari tim Komisi Keamanan Bendungan dan tenaga ahli senior (paruh waktu) agar bisa bertukar pengalaman ke tenaga junior yang ada. Balai Bendungan ikut memberikan rekomendasi dan solusi ketika ada permasalahan terkait pengelakan sungai, geologi dan tantangan lainnya di lapangan, juga melakukan proses sertifikasi keamanan bendungan.
“Kriteria khusus bendungan layak untuk dibangun adalah dilihat dari bendungan itu sendiri dan sisi feasible yang ingin ditonjolkan oleh ownernya yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Biasanya terkait pengembalian ekonomi yang bisa dihasilkan oleh bendungan tersebut, seperti pengendalian banjir, irigasi, air baku, pembangkit listrik dan juga kawasan wisata. Disamping itu, perlu dilihat seberapa aman bangunan tersebut nantinya. Untuk itu, Menteri PUPR Basuki Hadilmujono mendirikan KKB yang bertugas memastikan terkait public safety dari bendungan yang akan dibangun. Keamanan ini menjadi prioritas utama dalam pembangunan bendungan,” jelas Kepala Balai Teknik Bendungan Duki Malindo.
Selain itu, Balai Teknik Bendungan bertugas untuk memberi rekomendasi terkait inovasi yang perlu dilakukan dalam pembangunan bendungan di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya menggunakan aspal buton dari Sulawesi sebagai salah satu produk lokal yang perlu diberdayakan. Balai Teknik Bendungan juga akan melakukan studi banding ke Laboraturium Uji Bendungan di luar Indonesia untuk mempelajari inovasi-inovasi lainnya yang sudah berhasil diterapkan di negara lain.
Selama pandemi COVID-19, Ditjen SDA tetap membangun bendungan di berbagai daerah di Indonesia. Agar bendungan yang dibangun tetap aman dan memberi manfaat ke masyarakat, maka Balai Teknik Bendungan kerap berkoordinasi dengan masing-masing BBWS/BWS secara virtual yang dibantu dengan video (drone), dan apabila memungkinkan tetap melakukan peninjauan langsung ke lapangan.
Kepala Balai Teknik Bendungan Duki Malindo juga menyampaikan bahwa saat ini mereka sedang melakukan regenerasi ilmu dan pengalaman dari tenaga ahli senior (paruh waktu) ke tenaga muda di lingkungan Ditjen SDA. “Selain membangun bendungan-bendungan hebat dan bermanfaat, kami juga ingin menghasilkan tenaga ahli bendungan yang hebat pula agar pembangunan dan pemeliharaan bendungan bisa terus berdampak untuk masyarakat Indonesia. Saat ini kami sedang bekerja untuk satu inovasi yaitu mengapungkan panel-panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada bendungan untuk menghasilkan listrik,” terangnya. (kompusda sandro/panji)
- kompusda