Jakarta adalah kota besar yang unik dengan 13 sungai yang mengalir di seluruh wilayahnya. Pembangunan dan penataan kota sepatutnya selaras dengan potensi lingkungan. Hubungan harmonis dapat dibangun dengan menumbuhkan ikatan antara sungai dan warga. Kini, program yang bertujuan menyelamatkan kota dengan pembenahan sungai sedang berlangsung. Ada banyak perubahan positif, namun tetap harus ditata kembali hubungan harmonis antara sungai dan warga sehingga program penyelamatan kota sekaligus pelestarian lingkungan dapat terus terjaga keberlangsungannya.

“Untuk kedepannya, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, akan mengembalikan badan sungai seperti kondisi awal. Kami sudah menyiapkan badan-badan sungai yang memungkinkan untuk interaksi warga dan sungai sehingga menumbuhkan rasa memiliki,” ujar Mudjiadi, Direktur Jenderal SDA Kementerian PUPR dalam acara Diskusi Jakarta Kota Sungai yang diselenggarakan oleh Redaksi Kompas Gramedia, di Jakarta (190116). Turut dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, Sekretaris Umum Masyarakat Sejarawan Indonesia, Restu Gunawan, Pakar Tata Kota Universitas Tarumanegara, Suryono Herlambang, Kepala Puslitbang BMKG yang juga Vice Chair Working Group I IPCC, Edvin Aldrian dan Peneliti dan Pemerhati Ciliwung (P4W IPB), Ernan Rustiadi.

Menanggapi hal tersebut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan bahwa akan terus melanjutkan normalisasi sungai di DKI Jakarta dan merelokasi sungai di bantaran kali ke rumah susun. “Tahun depan akan ada lebih banyak lagi relokasi karena rusun yang akan tersedia juga semakin banyak. Semua sungai akan direlokasi,” imbuh Basuki.

Lanjut Basuki target normalisasi sungai minimal adalah tidak adanya sampah dan lumpur. Sebanyak 1080 saluran penghubung juga akan dibersihkan secara tuntas supaya air mengalir secara merata. Menurut BMKG tahun ini hujan tidak akan terlalu besar, puncaknya justru di awal tahun 2017. Maka Pemerintah Daerah DKI Jakarta akan bekerja secepat mungkin tahun ini supaya aman dari banjir.

Sementara dalam diskusi tersebut, Suryono mengingatkan agar kebijakan normalisasi sungai tetap mengedepankan aspek sosial dan peran mayarakat sekitar sungai. “Impian menjadikan Jakarta sebagai kota air hingga kini masih samar. Ikatan emosional antara warga dan sungai belum tercipta. Paahal warga Jakarta hidup dikelilingi 13 sungai, 14 situ dan 41 waduk,” kata Suryono.

Mudjiadi berharap dengan adanya pembangunan infrastruktur sumber daya air di DKI Jakarta dapat mengatasi berbagai permasalahan sumber daya air terutama banjir meskipun tetap dibutuhkan peran serta masyarakat yang diiringi dengan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. (tin kompuSDA)

  • Superman

Share this Post