ULANG PISAU - Banjir yang menerjang Kecamatan Banama Tingang, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng) terus meluas. Setelah sebelumnya 7 desa di kecamatan Banama Tingang terendam banjir, pagi ini bertambah satu desa yang terendam banjir mencapai dua meter.
Desa yang terendam banjir di antaranya, Desa Lawang Uru, Manen Kaleka, Hanua, Ramang, Kasali, Pahawan, Bawan dan Tasawi. Dari kedelapan desa tersebut terdapat 800-an kepala keluarga (KK) atau sekira 1500 jiwa terpaksa harus mengungsi ke aula kantor desa dan ke rumah keluarga yang tidak terdampak banjir.
Menurut warga Desa Hanua, Atak, banjir sudah terjadi dalam dua hari terakhir. Penyebab banjir diduga kuat dataran tinggi di desanya sudah gundul lantaran pembukaan lahan sawit sejumlah perusahaan. Selain itu, curah hujan yang tinggi menyebabkan Sungai Kahayan meluap ke permukiman padat penduduk.
"Iya ini gara-gara dataran tinggi dipakai untuk pembukaan lahan sawit. Kita yang kena imbasnya. Lihat saja di atas sudah tidak ada hutan. Gundul, sedih saya," ujar Atak saat beraktivitas di lokasi banjir, Jumat (4/11/2016).
Sementara itu, di lokasi banjir di Desa Hanua, Camata Banama Tingang, Sembodoi mengaku banjir sudah terjadi dalam dua hari terakhir. Mayoritas warga terdampak banjir terpaksa beraktivitas untuk membeli makanan dan juga berangkat bekerja dengan menggunakan kapal kecil (jukung).
Warga yang tidak memiliki jukung harus berjalan kaki menembus banjir untuk sampai ke tempat tujuan. "Ini sudah dua hari, hujan deras membuat Sungai Kahayan meluap. Diperparah pegunungan sudah mulai gundul," ujar Sembodoi.
Ia sudah melaporkan musibah ini ke Pemkab Pulang Pisau. Saat ini jajaran pemerintah daerah sudah turun ke lokasi dan melakukan pendataan warga yang terdampak banjir dan melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir di dalam rumah.
"Sudah kita laporkan ke bupati. Saat ini tim sudah turun dan melakukan pendataan,” tutur dia.
- kurdi