Padat Karya Tunai merupakan program pembangunan sarana dan prasarana desa yang melibatkan petani dan masyarakat secara langsung dalam prosesnya. Tujuan dari program ini adalah untuk mendistribusikan APBN (baca: uang kita) ke masyarakat dan petani yang ikut membangun sarana dan prasarana tersebut sehingga diharapkan bisa meningkatkan daya beli masyarakat di desa. Program Padat Karya Tunai sendiri dijalankan oleh beberapa lembaga pemerintah, diantaranya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Pertanian.

 

Dalam Kementerian PUPR, ada beberapa program padat karya tunai yang sedang dijalankan yaitu irigasi, jalan produksi, bantuan stimulan rumah swadaya, dan pemeliharaan jalan nasional. Untuk padat karya tunai irigasi di tahun 2017 ada 3000 lokasi dan pada tahun 2018 tersebar pada 5000 lokasi di seluruh Indonesia. Inilah yang dilakukan Ditjen SDA untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan petani di Indonesia yaitu dengan memberdayakan mereka untuk ikut terlibat langsung dalam pemeliharaan saluran irigasi tersier.

 

Tidak main-main, Presiden Jokowi pun secara bergiliran meninjau beberapa lokasi yang terpilih untuk program Padat Karya Tunai tersebut. Kali ini, Presiden Jokowi menyambangi Daerah Irigasi (DI) Bissua, Desa Panyangkalang, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan untuk melihat secara langsung pelaksanaan akan program tersebut. Kunjungan kerja tersebut turut didampingi oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Dirjen SDA Imam Santoso dan Kepala BBWS Pompengan Jeneberang T. Iskandar.

 

Di daerah irigasi Bissua, ada dua kegiatan padat karya tunai. Yang pertama ada pada saluran tersier sepanjang 581 m (P3TGAI) yang menyerap tenaga kerja (petani dan masyarakat setempat) sebanyak 150 orang dan akan dilaksanakan selama 60 hari. Kegiatan lainnya ada pada saluran induk Bissua sepanjang 1500 m (TP OP) yang menyerap tenaga kerja sebanyak 150 orang dengan waktu pelaksanaan 7 hari. Pada kedua program tersebut, para pekerja bertugas memelihara saluran irigasi tersier yang akan menjaga pasokan air untuk sawah mereka.

 

Dirjen SDA Imam Santoso menyampaikan, bahwa melalui program Padat Karya Tunai diharapkan akan meningkatkan peredaran uang di desa, meningkatkan pendapatan harian para petani diluar hasil panen sehingga tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat di desa bisa meningkat. Disamping itu para petani akan lebih menjaga kondisi saluran irigasi tersier mereka karena terlibat langsung dalam kegiatan pemeliharaan perbaikan irigasi sehingga produksi pangan nantinya akan meningkat.

 

Sementara mengenai pemilihan lokasi, T. Iskandar selaku Kepala BBWS Pompengan Jeneberang turut menambahkan bahwa pemeliharaan saluran irigasi tersier melalui program Padat Karya Tunai ini bisa meminimalisir kehilangan air, sehingga air bisa lebih banyak mengalir ke sawah. “Terkait pemilihan lokasi, P3A masing-masing daerah mengusulkan lokasi mereka, yang kemudian dilakukan pengecekan terhadap status badan hukum P3A, kelembagaan dan kondisi sawah oleh Balai. Setelah itu, Balai memilih lokasi yang memenuhi syarat untuk kemudian diusulkan ke tingkat pusat. Balai juga melakukan pembinaan dan pendampingan reguler ke P3A yang terpilih menjalankan program Padat Karya Tunai,” tuturnya. Semoga program ini bisa memotivasi para petani agar kedepannya semakin semangat dalam memelihara saluran tersier. (dro/dnd KompuSDA)

  • kompusda

Share this Post