Salah satu target NAWACITA adalah mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Agar target ini tercapai, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus membangun tampunan-tampungan air diberbagai daerah yang salah satu fungsinya untuk memberikan pasokan air ke daerah irigasi sehingga bisa meningkatkan produktivitas tani dan menjadi daerah lumbung pangan nasional.
Di Sulawesi Selatan, salah satu potensi tersebut berada di Irigasi Gilirang yang terletak di Kabupaten Wajo. Sumber air untuk irigasi tersebut berasal dari Bendungan Paselloreng yang baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 9 September 2021. Areal Daerah Irigasi Gilirang yang berada di Kabupaten Wajo berperan penting untuk mendukung ketahanan pangan di Provinsi Sulawesi Selatan. Sejak tahun 1994 hingga 1995 telah dilakukan feasibility study Irigasi Gilirang, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Detail Desain Irigasi Gilirang pada tahun 1999 hingga 2001, dan kemudian dilanjutkan dengan review desain dan perencanaan jaringan tersier pada tahun 2017.
Bendung Gilireng secara administratif terletak di Desa Laiseng, Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan. Jarak tempuh dari kota Makassar kurang lebih mencapai 200 km dengan waktu tempuh dengan kendaraan roda empat sekitar 4 jam perjalanan. Bendung ini memiliki metode konstruksi berupa galian coupure atau metode short cut. Sementara pondasinya berada pada daerah batuan berupa pondasi langsung tanpa menggunakan tiang pancang. Untuk konstruksi tubuh bendung yaitu dari beton tanpa tulangan dengan selimut beton bertulang dengan tipe mercu bertingkat (cascade) dengan 2 kolam olak. Lebar Bendung Gilireng yaitu 50 meter (lebar total), dengan elevasi mercu El. 23.00 m (mercu pertama/atas), El. 18,50 m (mercu kedua/bawah). Untuk bangunan pembilas yaitu tipe pembilas bawah dengan dua pintu. Bendung ini memiliki debit intake sebesar 16,34 m3/detik.
Bendung Gilireng yang mulai dibangun pada tahun 2018 dan diresmikan pada tahun 2021 ini berfungsi untuk mengairi daerah irigasi Gilireng seluas 8.500 hektare yang terdiri dari jaringan irigasi kanan 5.700 hektare dan jaringan irigasi kiri 2.800 hektare. Suplai air irigasi ini diharapkan dapat membantu petani untuk meningkatkan intensitas tanamnya dari 112 % menjadi 300 % dengan pola tanam padi-padi-palawija. Bendung ini juga berpotensi sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Wajo karena memiliki landscape yang indah dan dikelilingi area perkebunan dan persawahan. (kompusda sandro)
- kompusda