Dalam rangka memperkuat ketahanan air sekaligus ketahanan pangan nasional, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus mempercepat pembangunan bendungan di berbagai wilayah. Salah satu proyek strategis yang tengah menjadi prioritas adalah Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Fungsi utama dari Bendungan Bagong untuk mengatur aliran Sungai Bagong agar bisa dimanfaatkan secara optimal, terutama bagi Daerah Irigasi di wilayah Trenggalek. Dengan kapasitas tampung 17,40 juta meter kubik, bendungan akan menyediakan air irigasi pada Daerah Irigasi Bagong bagi 977 hektare sawah, sekaligus menjadi sumber air baku dan pengendali banjir untuk wilayah sekitar.

Menteri PU, Dody Hanggodo, menjelaskan bahwa setelah konstruksi fisik bendungan selesai, pekerjaan berikutnya adalah mempercepat pembangunan jaringan irigasi teknis. Langkah ini dinilai krusial untuk mendukung produktivitas pertanian serta memperbanyak masa tanam petani.

"Kita sepakat bahwa infrastruktur sumber daya air sangat penting untuk mencapai swasembada pangan. Salah satu contohnya adalah pembangunan bendungan yang kemudian disalurkan melalui sistem irigasi primer, sekunder, hingga tersier langsung ke lahan pertanian," ujar Menteri Dody.

Harapannya, keberadaan Bendungan Bagong akan memastikan aliran air irigasi tersedia sepanjang tahun. Pasokan air yang terjaga diyakini mampu menekan risiko gagal panen, terutama saat musim kemarau.

Kepala BBWS Brantas, Muhammad Noor, bahkan menjelaskan bahwa  kehadiran bendungan ini sebagai jaminan agar sawah tetap subur, lumbung padi desa terisi, dan kesejahteraan petani meningkat.

“Ketika nanti bendungan mulai mengalirkan air irigasi ke sawah-sawah di Trenggalek, harapannya sederhana, padi tetap hijau meski hujan jarang turun, lumbung-lumbung desa penuh, dan kesejahteraan petani meningkat,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Muhammad Noor.

Selain menunjang pertanian, bendungan multifungsi ini juga dirancang untuk memasok air baku sebesar 153 liter per detik bagi warga Trenggalek, Pogalan, dan Bendungan, serta mampu menurunkan potensi banjir Sungai Bagong hingga 78,44%.

Bendungan Bagong dibangun dengan desain urugan zonal inti tegak, setinggi 82 meter dan panjang 678 meter, dengan genangan seluas 73,45 hektare. Di samping fungsi utama, keberadaannya diharapkan mendukung pariwisata serta konservasi Daerah Aliran Sungai Bagong yang memiliki luas tangkapan 39,95 km².

Lokasi Bendungan Bagong berada di Desa Sengong dan Sumurup. Pekerjaan dimulai sejak Desember 2018 dalam tiga paket kontrak. Paket I berupa pembangunan tubuh bendungan sudah mencapai 80,87%, Paket II (bangunan pelimpah, pengelak, dan fasilitas operasi) telah rampung 100%, sementara Paket III baru 39,39%. Hingga akhir Agustus 2025, kemajuan keseluruhan proyek tercatat 77,29% dan ditargetkan selesai pada 2028.

  • Kompu SDA

Bagikan Postingan Ini