JAKARTA – Memasuki usia genap 50 tahun, Perum Jasa Tirta II adakan kegiatan Seminar Nasional dalam rangka memperingati Setengah Abad Bendungan Ir. H. Djuanda Menghidupi Negeri dengan tema Optimalisasi Bendungan-Bendungan Senior untuk Mendukung Kedaulatan Pangan hari ini (18/7) di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Hingga saat ini Bendungan Jatiluhur masih memegang rekor bendungan terbesar di Indonesia dengan kapasitas tampung air kurang lebih 3 miliar  m3 dengan tinggi bendungan 100 meter. “Sampai sekarang masih jadi bendungan terbesar di Indonesia 3 miliar meter kubik, kedua Jatigede 980 juta meter kubik,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono saat membuka acara.

Lebih lanjut ia katakan bahwa masih banyak kepentingan yang harus dikerjakan, terutama di kawasan Sungai Citarum bagian hilir.

“Di hilir yang seharusnya tidak boleh banjir, karena ada bendungan besar, ternnyata masih, Muara Gembong yang selalu banjir, operasi bendungan perlu kita tingkatkan optimalisasinya, saya kira ini menjadi pekerjaan kita ke depan untuk bisa optimalkan pemanfaatan dari Bendungan Jatiluhur ini,” lanjutnya.

Bendungan Jatiluhur dibangun pada tahun 1957-1967, menahan air Sungai Citarum di Jawa Barat. Selain menjadi sumber air untuk pertanian, Bendungan Jatiluhur memiliki multifungsi lain sebagai penyediaan air minum, pengendalian banjir, pemasok listrik dengan kapasitas mencapai 187,5 MW serta tempat pariwisata.

Saat ini optimalisasi pemanfaatan Bendungan Jatiluhur juga dilakukan melalui kegiatan pembersihan keramba yang ada di wilayah Bendungan, Menteri PUPR mengatakan saat ini pihak PJT II telah membersihkan sebanyak 2000 keramba dari total 33.000 keramba. Ini merupakan tugas yang sulit, namun dengan cara tersebut Bendungan Jatiluhur dapat meningkatkan kualitas air yang lebih baik.

Sementara Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Iman Santoso menambahkan bahwa pembersihan keramba merupakan sebuah keberhasilan dari PJT II. “Kita lihat PJT II sudah mengurangi 2000 keramba sejak April 2017 lalu, kami harap tahun 2018 nanti sudah tidak ada keramba lagi. Semoga kualitas air bisa lebih bagus dari sebelumnya,” tuturnya.

Selain mengoptimalisasi Bendungan-Bendungan Senior, Kementerian PUPR sendiri telah mentargetkan pembangunan 65 bendungan pada tahun 2015-2019, dengan target hingga akhir tahun 2019 akan merampungkan 29 bendungan. Nantinya 29 bendungan tersebut akan memberikan tambahan volume tampungan sebesar 1,8 miliar m3, dan mengairi daerah irigasi seluas 172.991 ha, sehingga total luasan irigasi yang mendapatkan pasokan air dari bendungan menjadi 934.533 ha. Saat ini, sebanyak 30 bendungan sedang dalam proses pembangunan. Ada 3 bendungan akan selesai tahun 2017 yaitu Bendungan Raknamo di NTT, Bendungan Tanju di NTB, dan Bendungan Marangkayu di Kalimantan Timur. (dnd/kompuSDA)

 

 

  • kompusda

Share this Post