Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Bendungan Karian di Kabupaten Lebak, Banten selesai pada 2019. Pembangunan Bendungan Karian yang telah dimulai sejak pertengahan tahun lalu, saat ini progresnya baru mencapai 3,36 persen.

“Saat ini pengerjaan tanah untuk membangun tapak bendungan, selanjutnya pada Maret mendatang akan dilakukan pekerjaan saluran pengelak. Saya minta bendungan ini sudah bisa digenangi dan beroperasi pada 2019,” kata Basuki di Lebak, Banten, Rabu (17/2).

Nantinya bendungan senilai Rp 1,07 triliun yang dibiayai dari pinjaman Korea Selatan sebesar US$ 100 juta tersebut akan mampu menampung 209 juta meter kubik air dan mampu mengenangi lahan seluas 1.740 hektar. Adapun luas keseluruhan bendungan dengan daerah penyangga sekitar 2.170 hektar.

Menurut Basuki, selama ini air baku untuk wilayah Jakarta dipasok dari Bendungan Jatiluhur dan air tanah. Untuk menjaga air tanah, maka pasokan air baku harus cukup. Untuk menghindari masalah pasokan air yang hanya mengandalkan satu bendungan, maka Bendungan Karian akan memasok tambahan air baku.

Dengan debit air 16,6 meter kubik per detik (m3/detik), air baku akan dialirkan ke beberapa wilayah, yaitu kota dan kawasan industri di Serang dan Cilegon sebesar 5,5 m3/detik, Rangkas Bitung sebesar 0,3 m3/detik. Kemudian Parung Panjang sebesar 0,2 m3/detik, Tigaraksa sebesar 2,5 m3/detik, Serpong sebesar 2,8 m3/dtk, Maja sebesar 0,1 m3/detik dan DKI Jakarta sebesar 3,2 m3/detik.

Manfaat lain dari Bendungan Karian yaitu mengairi daerah irigasi Ciujung seluas 22.000 hektar dan pengendalian banjir dengan kapasitas tampungan banjir sebesar 60,8 juta meter kubik. Kemudian, bendungan juga berpotensi menghasilkan tenaga listrik sebesar 1,8 MW (megawatt).

Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA), Mudjiadi, mengatakan bahwa untuk mengalirkan air baku ke daerah-daerah hingga ke Jakarta diperlukan pembangunan pipa air. Perkiraan panjang jalur pipa air menuju Jakarta, sepanjang 37,6 kilometer.

Saat ini sedang dikaji finansial pembangunan pipa air tersebut dan direncanakan akan dibangun dengan skema kerjasama pemerintah-swasta. Mudjiadi pun memastikan studi finansial untuk membangun pipa air akan selesai tahun.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian, Direktorat Jenderal SDA, A Hanan Akhmad mengatakan lahan untuk pembangunan bendungan tersebut berada di 12 desa dari empat kecamatan dengan luas 2.170 hektar. Lahan tersebut adalah lahan milik masyarakat yang berada di bawah pengelolaan Kementerian LHK.(kompuSDA/birkompu)

  • Superman

Share this Post