Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai salah satu provinsi semi kering di Indonesia. Pasalnya, provinsi ini hanya memiliki 3 bulan musim hujan saja dalam setahun. Kondisi ini membuat provinsi NTT membutuhkan banyak pasokan air terutama untuk persediaan saat musim kemarau tiba.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) membangun beberapa beberapa bendungan di provinsi tersebut. Ada 6 bendungan yang dikerjakan oleh BWS Nusa Tenggara II, dua diantaranya telah selesai yaitu Bendungan Raknamo dan Rotiklot, 3 bendungan sedang dibangun diantaranya Napun Gete,Temef, dan Manikin, sementara 1 bendungan yaitu Bendungan Mbay akan dimulai pembangunannya pada tahun 2021.
Meski ditahun ini, pandemi COVID-19 menyerang berbagai sektor, namun pembangunan infrastruktur harus tetap berjalan agar manfaatnya bisa segera dirasakan oleh masyarakat. Ditengah berbagai kesulitan teknis selama pandemi COVID-19, pembangunan bendungan di berbagai daerah yang dikerjakan oleh Ditjen SDA bertujuan untuk mengkonservasi sumber daya air serta mengendalikan daya rusak air dalam rangka mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan.
Dari 4 bendungan yang sedang dibangun oleh BWS NT II, pembangunan Bendungan Napun Gete yang berlokasi di Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur memasuki tahap impounding (pengisian awal waduk). Kegiatan impounding yang dilaksanakan pada Senin, 28 Desember 2020 ini merupakan bagian dari tahapan pekerjaan yang harus dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan diselesaikan.
Direktur Bendungan dan Danau Airlangga Mardjono menjelaskan bahwa pengisian awal waduk merupakan tahap akhir dalam pembangunan bendungan yang sangat penting, dimana pada tahap ini bendungan membutuhkan pemantauan dan evaluasi yang intensif untuk menjamin keamanan bendungan dalam proses ke tahap sertifikasi izin operasi bendungan.
Kegiatan impounding yang turut dihadiri oleh Kepala Dinas PU Kabupaten Sikka, Perwakilan DPRD Kabupaten Sikka, Kepala BWS NT II Agus Sosiawan, Kasubdit Wilayah II Direktorat Bendungan dan Danau Adi Rusman, Kepala Balai Teknik Bendungan Duki Malindo, Kepala SNVT Pembangunan Bendungan BWS NT II Fery Moun Happy dan pejabat lainnya tersebut dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat, seperti melakukan rapid test antigen, memakai masker, juga menjaga jarak.
Dalam sambutannya, Kepala BWS Nusa Tenggara II Agus Sosiawan mengatakan bahwa Bendungan Napun Gete dengan volume tampungan total 11,22 juta meter kubik dan luas genangan sekitar 99,78 Ha akan mengairi daerah irigasi di Kabupaten Sikka seluas 300 hektar. Bendungan yang sudah mencapai progres fisik 96% ini juga berfungsi untuk penyediaan air baku 214 l/detik dan mereduksi banjir sebesar 219,43 m3/dt. Selain itu, bendungan ini juga memiliki potensi PLTMH sebesar 0,1 MW dan dapat dimanfaatkan konservasi sumber daya air di Kabupaten Sikka. (kompusda sandro)
- kompusda