Pemerintah berupaya terus memperkuat infrastruktur sumber daya air guna mendukung program ketahanan pangan nasional. Salah satu realisasinya adalah dengan rampungnya konstruksi Bendungan Marangkayu di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) cq Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

Kabupaten Kutai Kartanegara, khususnya Kecamatan Marangkayu, merupakan salah satu pemasok beras utama di Kalimantan Timur. Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, kontribusi Kutai Kartanegara mencapai lebih dari 40% dari total kebutuhan beras di provinsi tersebut.

Berdasarkan Perpres No. 109 Tahun 2020, Bendungan Marangkayu merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional. Pembangunan bendungan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan air guna mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam mendukung Swasembada Pangan, Energi, dan Ketahanan Air.

Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan dengan selesainya pembangunan fisik bendungan, fokus selanjutnya adalah percepatan pengembangan jaringan irigasi teknis. Ini penting untuk mendukung produktivitas pertanian dan meningkatkan jumlah masa panen bagi petani.  

"Kita sepakat bahwa infrastruktur sumber daya air sangat penting untuk mencapai swasembada pangan. Salah satu contohnya adalah pembangunan bendungan yang kemudian disalurkan melalui sistem irigasi primer, sekunder, hingga tersier langsung ke lahan pertanian," kata Menteri Dody. 

Bendungan Marangkayu, yang konstruksinya telah rampung 100% sudah dilakukan impounding (penggenangan awal) pada Desember 2024 lalu. Dengan kapasitas 12,24 juta m3, bendungan ini diharapkan dapat meningkatkan cadangan air untuk mendukung sektor pertanian, penyediaan air baku, pengendalian banjir, hingga potensi pariwisata.

Pengembangan Daerah Irigasi Marangkayu berkonsep pada perencanaan sistem jaringan irigasi teknis. Air irigasi akan dipasok dari bendungan yang memanfaatkan aliran Sungai Marangkayu. Dengan pengembangan sistem jaringan irigasi teknis, Bendungan Marangkayu diharapkan dapat menyuplai air ke lahan irigasi seluas 1.200 hektare dan mendorong efisiensi pemanfaatan air area fungsional seluas 579 hektare. Dengan demikian, diharapkan suplai air irigasi menjadi lebih maksimal, sehingga intensitas panen dapat meningkat dalam satu tahun.

Selain berfungsi sebagai infrastruktur penyedia air irigasi, bendungan yang memiliki luas catchment area atau daerah tangkapan air 134,3 Km2 ini juga diperuntukan  sebagai infrastruktur sumber daya air pengendali banjir di wilayah hilir debit air yang dapat ditampung sebesar 142,69 m3/detik dan sumber energi listrik Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro sebesar 0,14 Megawatt.  

Selain sebagai sistem irigasi dan pengendali banjir, bendungan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 450 liter per detik bagi Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Ke depannya, bendungan ini berpotensi dikembangkan menjadi destinasi wisata air, sekaligus mendukung pengembangan ekonomi lokal.

Pembangunan Bendungan Marangkayu dilakukan melalui kolaborasi pendanaan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dengan selesainya pembangunan Bendungan Marangkayu, hal ini juga mendukung fokus pembangunan yang termuat dalam RPJMD 2018-2023 Provinsi Kalimantan Timur yakni peningkatan ketahanan sumberdaya air, energi dan daya dukung lingkungan hidup

  • Kompu SDA

Bagikan Postingan Ini