Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I telah merampungkan pembangunan Bendungan Keureuto. Bendungan yang berlokasi di Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara ini, merupakan proyek strategis nasional yang memiliki fungsi multiguna.

Pembangunan bendungan ini diharapkan dapat berkontribusi besar dalam mendukung ketahanan pangan di Aceh. Hal ini selaras dengan program Astacita pemerintahan Prabowo yang bertujuan meningkatkan sektor pertanian dan ketersediaan pangan di seluruh Indonesia.


Menteri Dody saat mengunjungi Aceh Timur pada Selasa (24/6) mengatakan, Kementerian PU akan terus meningkatkan infrastruktur sumber daya air di Aceh untuk mendukung swasembada pangan. “Kami juga sudah menyelesaikan Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara dan saat ini menyelesaikan Daerah Irigasi Jambo Aye,” kata Menteri Dody. 

Bendungan yang telah rampung pada 2024 lalu ini memiliki luas tampungan sebesar 896 ha dengan kapasitas tampung mencapai 215 juta meter kubik, hal tersebut menjadikannya salah satu bendungan terbesar di Sumatera. Bendungan Keureuto didesain untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari irigasi lahan pertanian, penyediaan air baku, hingga potensi pembangkit listrik tenaga air.

Area fungsional layanan irigasi bendungan ini mencapai 9.081 hektar. Area tersebut terbagi menjadi dua daerah irigasi (DI) yakni DI Alue Ubay Kanan di Kecamatan Paya Bakong seluas 2.743 hektar, dan DI Krueng Pase Kanan di Kecamatan Tanah Luas seluas 3.417 hektar. Kemudian, untuk luas potensialnya, yaitu 2.921 ha dengan IP 200 persen, yang terbagi pada DI Alue Ubay Kanan Kecamatan Pirak Timu seluas 1.600 ha dan DI Alue Ubay Kiri Kecamatan Tanah Luas seluas 1.321 ha.

Selain itu bendungan ini juga memiliki fungsi penyediaan air baku berkapasitas 650 liter per detik bagi Kecamatan Paya Bakong, Kecamatan Tanah Luas, Kecamatan Pirak Timu, Kecamatan Matang Kuli, dan Kecamatan Lhoksukon di Kabupaten Aceh Utara, dan juga potensi PLTS Apung berkapasitas 179 MW dan PLTA sebesar 6,3 MW.

Dengan adanya pasokan air yang stabil dari bendungan ini, produktivitas pertanian di Aceh Utara dan sekitarnya diharapkan dapat meningkat secara drastis, mengurangi ketergantungan pada curah hujan, dan mendukung keberlanjutan pertanian di masa depan.

Selain Bendungan Keureuto, Ditjen SDA juga tengah fokus pada peningkatan sektor pertanian di Aceh melalui pembangunan infrastruktur irigasi. DI Jambo Aye memiliki peran krusial dalam mendukung ketahanan pangan di wilayah tersebut.

Secara geografis, DI Jambo Aye membentang melintasi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur. Lokasi strategis ini memungkinkan DI Jambo Aye untuk mengairi lahan pertanian yang luas di kedua wilayah tersebut, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Sumber air utama untuk DI Jambo Aye berasal dari Sungai Arakundo, yang menjamin pasokan air irigasi bagi para petani.

Menteri Dody menyampaikan saat ini sudah terbit Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi, Serta Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi untuk Mendukung Swasembada Pangan yang dapat menjadi landasan Kementerian PU dalam membantu pembangunan irigasi di daerah.  

“Sekarang sudah terbit Inpres tentang Irigasi. Jadi kalau soal bangun membangun irigasi berdasarkan Inpres tersebut pemerintah pusat bisa masuk, baik di sekunder maupun tersier. Kami minta tolong kepada pemerintah daerah untuk urusan lahannya,” kata Menteri Dody. 

Kepala BWS Sumatera I Heru Setiawan menyampaikan bahwa saat ini progres DI Jambo Aye kiri (Langkahan) sudah selesai 100%. DI Jambo Aye Kiri memiliki luas layanan 19.473 Ha dan luas layanan intake kanan 3.028 Ha yang saat ini progres pembangunan mencapai 41%. Dengan adanya DI Jambo Aye maka manfaat yang diperoleh yakni Indeks Pertanaman (IP) total 200 menjadi 233% dan IP padi 100% menjadi 115%, penambahan luas tanam 1001 ha serta produksi padi rata-rata 6.3 Ton GKP/ha dan penambahan produksi padi 11.011Ton GKP/tahun. Adapun DI Jambo Aye Kanan mempunyai total panjang saluran primer 39 km dan saluran sekunder 23 km. 

Pembangunan Bendungan Keureuto dan daerah irigasi Jambo Aye merupakan bagian dari komitmen Ditjen SDA untuk mewujudkan kemandirian pangan dan kesejahteraan petani di Aceh. Penyelesaian infrastruktur sumber daya air ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan hasil pertanian dan ketersediaan air yang lebih baik sehingga stabilitas produksi pertanian dapat terjaga.


  • Kompu SDA

Bagikan Postingan Ini