
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus menunjukkan komitmen kuat dalam mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air, khususnya bendungan, yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Menteri PU, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa ketersediaan air yang memadai melalui infrastruktur ini adalah kunci utama untuk mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan.
"Kita sepakat bahwa infrastruktur sumber daya air sangat penting untuk mencapai swasembada pangan," ujar Menteri Dody. Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa pembangunan bendungan bukan hanya sekadar proyek fisik, melainkan bagian integral dari sistem irigasi yang kompleks. Air yang tertampung di bendungan akan disalurkan secara efisien melalui jaringan irigasi primer, sekunder, hingga tersier, memastikan pasokan air sampai langsung ke lahan-lahan pertanian para petani. Filosofi ini mencerminkan pemahaman mendalam tentang pentingnya sinergi antara infrastruktur hulu dan hilir untuk mendukung produktivitas pertanian.
Salah satu proyek strategis yang sedang dikebut penyelesaiannya adalah Bendungan Way Apu di Provinsi Maluku yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air cq Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku. Bendungan ini memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan air dan pangan di wilayah tersebut. Proyek yang berlokasi di Kabupaten Buru ini telah dimulai sejak Desember 2017. Pekerjaan konstruksinya dibagi menjadi dua paket utama yakni Paket 1, yang meliputi konstruksi bendungan utama, Sementara itu, Paket 2 yang fokus pada konstruksi bendungan pelimpah (spillway).
Kepala BWS Maluku, Magdalena Tanga, menyampaikan bahwa progres fisik pembangunan bendungan ini telah mencapai 79,8%. "Ditargetkan seluruh pekerjaan konstruksinya dapat selesai pada tahun 2026," kata Magdalena. Ia menambahkan bahwa penyelesaian konstruksi akan segera diikuti dengan penyediaan jaringan irigasi. Langkah ini l agar air yang tertampung di bendungan dapat segera dimanfaatkan secara optimal oleh para petani untuk mengairi sawah-sawah mereka, sehingga dampak positif bendungan dapat dirasakan sesegera mungkin oleh masyarakat.
Magdalena juga merinci berbagai pekerjaan konstruksi yang masih dalam tahap "ongoing". Pekerjaan-pekerjaan ini mencakup penimbunan main cofferdam dan main dam, drilling dan grouting main dam untuk memperkuat struktur inti bendungan, pembetonan spillway yang krusial untuk mengalirkan kelebihan air dari waduk atau bendungan, perkuatan tebing di sekitar bendungan, pekerjaan saluran pengarah dan groundsill, serta penimbunan backfill random dan free drain. Selain itu, konstruksi tower intake dan jembatan tower intake juga terus berjalan, begitu pula bangunan pengambilan, saluran hantar, rumah katup, proteksi lereng, dan rigid pavement jalan utama. Seluruh elemen ini adalah komponen vital yang harus diselesaikan untuk memastikan fungsionalitas dan keamanan bendungan secara menyeluruh.
Secara spesifikasi teknis, Magdalena menjelaskan bahwa Bendungan Way Apu memiliki tinggi 69 meter, lebar puncak 12 meter, dan panjang puncak 490 meter. Luas daerah genangan bendungan ini mencapai 273,79 hektar, dengan kapasitas tampungan air sebesar 50,05 juta meter kubik.
“Nantinya bendungan ini dapat menyediakan air irigasi seluas 10.562 ha dan air baku dengan debit 0.205 meter kubik per detik. Selain itu juga dapat mereduksi banjir sebesar 394 m3/detik, pembangkit listrik berkapasitas 8 MW yang mampu menerangi sekitar 8.750 rumah berkapasitas 900 watt, serta sebagai tempat pariwisata yang untuk mendukung pertumbuhan perekonomian daerah,” ujarnya.
Bendungan Way Apu memiliki beragam manfaat. Selain untuk irigasi seluas 10.562 hektar dan penyediaan air baku 0,205 meter kubik per detik untuk kebutuhan domestik, bendungan ini juga berfungsi mereduksi banjir sebesar 394 meter kubik per detik, melindungi pemukiman dan lahan pertanian.
Lebih lanjut, Bendungan Way Apu akan dilengkapi pembangkit listrik berkapasitas 8 MW yang diperkirakan mampu menerangi sekitar 8.750 rumah dengan daya 900 watt, sehingga meningkatkan rasio kemandirian energi lokal. Lalu keindahan alamnya juga menjadikan bendungan ini sebagai potensi destinasi pariwisata yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
- Kompu SDA