Bendungan Sindang Heula dan Bendungan Karian merupakan dua proyek strategis nasional di Banten. Untuk itu Gubernur Banten, Wahidin Chalid , mengatakan akan terus membantu Kementerian PUPR dalam hal penyediaan air terutama untuk irigasi. “Saat ini masyarakat sangat menantikan adanya pasokan air yang rapat menjamin kebutuhan hidup sehari hari, jadi kami, jajaran pemerintah daerah Banten akan bekerja sama dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat terutama melalui BBWS Cidanau Ciujung Cidurian Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR,” kata Gubernur Banten, dalam Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI, 19 Februari 2018, di Serang, Banten.

 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Bendungan Ni Made Sumiarsih, menjelaskan Bendungan Sindang Heula ditargetkan selesai pada bulan Oktober 2018 dan Bendungan Karian ditargetkan selesai pada akhir tahun 2019. “Saat ini progres Bendungan Sindang Heula sebesar 70% dan progres Bendungan Karian sebesar 47% dan keduanya mempunyai manfaat yang sangat besar bagi masyarakat, disamping itu Bendungan Karian adalah bendungan terbesar ketiga setelah bendungan Jatiluhur dan bendungan Jatigede. Namun kami harus terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah Banten karena masih ada pembebasan lahan sudah selesai sekitar 70% sedangkan sisanya 30%  harus diselesaikan utk Bendungan Sindangheula dan untuk pembebasan lahan Bendungan Karian  baru sekitar 40%,” lanjut Ni Made Sumiarsih.

 

Bendungan Sindang Heula berlokasi di Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang, bendungan ini mempunyai manfaat untuk penyediaan Air untuk Kabupaten/Kota Serang  dan Kota Cilegon sebesar 0,80 m3/detik, penyediaan kebutuhan suplesi ke Daerah Irigasi Cibanten dengan luas 1000 ha sebesar 0,80 m3/detik, pengendalian banjir 1,5 juta m3, tampungan Air sebesar 9,26 juta m3 dengan luas genangan 129,50 ha dan sarana rekreasi dan tujuan wisata air serta potensi pembangkit emergi listrik sebesar 0,40 MW.

 

Sedangkan untuk Bendungan Karian mempunyai manfaat untuk penyediaan Air baku Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan wilayah DKI Jakarta sebesar 9,1 m3/det; untuk penyediaan kebutuhan suplesi ke Daerah Irigasi Ciujung dengan luas eksisting 22000 ha dan kebutuhan RKI Kota Cilegon serta Kabupaten Serang sebesar 5,5 m3/det; pengendalian banjir daerah hilir dengan kapasitas tampungan sebesar 60,8 juta m3; pembangkit listrik tenaga mikrohidro sebesar 1,8 MW dan pengembangan wisata.

 

Bendungan Sindang Heula menelan biaya sebesar Rp. 427.320.000.000 yang bersumber dari dana APBN 2015-2018 dan merupakan hasil kerjasama antara BBWS Cidanau Ciujung Cidurian Direktorat Jenderal SDA dan PT. PP - Hutama Konsorsium (kontraktor) dan PT. Tri Tunggal Pratyaksa (konsultan). Untuk Bendungan Karian  pembebasan lahannya menggunakan dana LMAN dan merupakan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea Selatan.

 

Turut dihadiri oleh Anggota Komisi V DPR RI, Kepala Balai Cidanau Ciujung Cidurian, Satker dan PPK Bendungan Karian dan Sindang Heula, Satker dan PPK Banten BBPJN VI Jakarta Ditjen Bina Marga.

 

 

Bendungan Sindang Heula

 

Menurut Kepala BBWS Cidanau Ciujung Cidurian, Tris Raditian, mengatakan bahwa pihaknya optimis bahwa Bendungan Sindang Heula akan selesai pada Oktober 2018. “Progres Bendungan ini sekitar 70% dan per tanggal 19 Februari 2018 waktu kita tinggal 320 untuk menyelesaikan bendungan ini, meskipun kendalanya adalah pembebasan lahan yang agak terlambat namun akhirnya kami tetap berkoordinasi dengan pemerintah daerah Banten, selain itu kami juga tetap berkoordinasi dengan masyarakat dimana kami mengundang masyarakat dan tokoh tokoh masyarakat untuk melibatkan secara langsung dapat menyaksikan pembangunan bendungan ini,” jelas Tris Raditian.

 

Tris berharap bahwa Bendungan Sindang Heula ini dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. (tin/ket kompuSDA)

  • kompusda

Share this Post