Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah melakukan proses pengisian awal atau impounding Bendungan Karian di Kabupaten Lebak, Banten pada hari Jumat (29/9).

 

Sebagai salah satu calon bendungan terbesar di Indonesia, Bendungan Karian ini memiliki luas genangan seluas 1.740 ha² dengan total volume tampungan sebesar 314,7 Juta m³. 

 

Kepala BWSC3, I Ketut Jayada mengatakan, dengan kapasitas total 314 juta meter kubik air, menempatkan Bendungan Karian terbesar ketiga di Indonesia, setelah Bendungan Jatiluhur dan Bendungan Jatigede.

“Kapasitas yang sangat luas dan besar itu nanti, tentunya akan memberi manfaat. Yang pertama tentu menyuplai air bersih ya, Jakarta, Lebak, Serang juga kena dan Bogor juga kena. Jadi nanti secara bertahap dibangun dan dimanfaatkan secara keseluruhan,” jelasnya.

Berlokasi tepat di Desa Pasirtanjung, Kecamatan Rangkasbitung, proyek bendungan ini dilaksanakan mulai dari 2015 hingga 2024, proses impounding akan berlangsung secara bertahap. Dengan kondisi saat ini yang masih kemarau  maka akan terisi penuh pada tahun 2024.

Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat di 12 Desa yang sudah terlibat dan yang akan tergenang setelah impounding dilakukan.

“Karena ini merupakan bagian proyek strategis kita bersama, jadi yang ingin kita manfaatkan bersama ini merupakan pengendalian banjirnya. Kemudian untuk irigasinya, di samping juga air bakunya yang lebih besar,” 

Bendungan Karian ini memiliki beragam manfaat, diantaranya sebagai penyedia air baku rumah tangga, kota dan industri (RKI) sebesar 9,1 m³/detik untuk wilayah Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan sebagian wilayah Provinsi DKI Jakarta melalui Karian-Serpong Conveyance System (KSCS).

Dalam memenuhi kebutuhan irigasi ke DI. Ciujung yang memiliki luas 22.000 ha, bendungan ini menyuplai air sebesar 5,5 m³/detik dan juga memenuhi kebutuhan air RKI Kota Cilegon serta Kabupaten Serang.

Selain itu, kemampuan dalam mengendalikan banjir dengan kapasitas sebesar 60,8 juta m³ di daerah hilir yang merupakan kawasan strategis dengan infrastruktur penting seperti Jalan Tol Jakarta-Merak dan Kawasan Industri Terpadu. Serta, adanya Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) sebesar 1,8 megawatt dan kedepannya akan disediakan sarana rekreasi dan tujuan wisata.(fif)

  • kompusda

Share this Post