Dalam memenuhi amanat nawacita pemerintahan Jokowi JK yaitu ketahanan pangan dan ketahanan air adalah pembangunan 65 bendungan dan salah satu bendungan yang dibangun oleh Direktorat Jenderal SDA adalah Bendungan Teritip yang berlokasi di Desa Teritip, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Bendungan Teritip merupakan bendungan yang mempunyai manfaat untuk mengendalikan banjir di permukiman penduduk dan industri di wilayah Balikpapan, mensuplai kebutuhan air baku sebesar 260 l/det di sebagaian wilayah Kota Balikpapan dan meningkatkan pariwisata dan pendapatan masyarakat sekitar," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Imam Santoso dalam acara impounding Bendungan Teritip, 31 juli 2017, di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Lanjut Imam, impounding atau pengisian bendungan pada Bendungan Teritip membutuhkan waktu 3-4 bulan untuk pengisian kemudian dicek kondisi lapangan dengan peralatan yang ada seperti alat untuk memantau penurunan tanah, terjadi kebocoran atau tidak.
Pada Tahun 2017 ini juga sedang dilaksanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Teritip di atas lahan seluas 5 ha yang akan rampung padatahun 2018, sehingga selain berasal dari Bendungan Teritip sebesar 250 liter/detik, air baku bagi IPA Teritip juga akan dipasok dari Embung Aji Raden sebesar 150 liter/detik.
Kapasitas tampungan total Bendungan Teritip 2,43 juta m3 dengan type bendungan urugan tanah homogen, tinggi bendungan 10.5 m dan dana yang dibutuhkan untuk Bendungan Teritip untuk konstruksi adalah Rp. 261.542.000.000,- dan supervisi Rp. 8.000.000.000,-.
"Pembangunan bendungan membutuhkan waktu yang lama dan resiko yang tinggi serta desain bendungan pun harus ada sertifikat desain dari keamanan bendungan. Apabila semuanya sudah dicek seperti dari segi lokasi, desain, tanah, maka baru bisa dibangun bendungan. Dan pada waktu pelaksanaan komisi keamanan bendungan juga datang untuk mengecek keadaan di lapangan. Hal tersebut dilakukan agar bendungan dapat memberikan manfaat yang banyak dan bertahan lama," ujar Imam Santoso.
Direktur Jenderal SDA, Imam Santoso, berharap agar bendungan yang sangat diharapkan oleh masyarakat Balikpapan ini dapat dipelihara dan dilestarikan. Hulu dari bendungan ini juga harus dijaga sehingga umur dari bendungan ini dapat kita pertahankan. Terkadang bendungan yang sudah dibangun terjadi sedimentasi sehingga manfaat nya berkurang dan umur nya berkurang dan tidak sesuai dengan umur rencana bendungan."Kami sangat membutuhkan dukungan, dan kerjasama semua pihak untuk terus menjaga manfaat dari bendungan ini," imbuh Imam.
Kepala BWS Kalimantan III, Arif Rahman, mengatakan Bendungan Teritip dapat digunakan pada saat musim kemarau tiba. “Di musim hujan, Bendungan Teritip dapat difungsikan sebagai waduk tadah hujan,” lanjut Arif Rahman.
Imam Santoso juga memberikan apresiasi yang setinggi tingginya kepada masyarakat yang telah merelakan tanahnya untuk pembangunan Bensungan Teritip dan kepada pemerintah daerah serta pemerintah kota atas dukungan dan kerjasama yang baik dengan BWS Kalimantan III dan Direktorat Jenderal SDA.
Acara impounding ini turut dihadiri oleh Kepala Pusat Bendungan Ditjen SDA, Ni Made Sumiarsih dan Walikota Kota Balikpapan, Muhammad Rizal Efendy serta Kepala BWS Kalimantan III, Arif Rahman.(tin/nan kompuSDA)
- kompusda