Judul di atas tidak mengada-ada. Karena memang keseriusan Pemerintah mengelola sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air baku di wilayah Timur Indonesia, terutama di NTT, diwujudkan salah satunya dengan membangun tujuh bendungan baru sejak tahun 2014 lalu.
"NTT memang sedang giat-giatnya membangun. Terutama membangun tampungan air berupa bendungan untuk mendukung pemenuhan air baku bagi masyarakat," ujar Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II) Agus Sosiawan di Kupang (21/11).
Ya, air baku. Karena Kota Kupang merupakan Ibu Kota provinsi yang belum mempunyai ketersediaan air selama 24 jam. Tidak hanya Kota Kupang, hal yang sama berlaku juga di sebagian besar kabupaten/kota di NTT. "Fungsi utama bendungan-bendungan di sini untuk air baku karena layanan kita masih terbatas, belum 24 jam," jelas Kepala BWS NT II.
Dari ketujuh bendungan, dua di antaranya sudah selesai dibangun, yaitu Raknamo yang terletak di Kabupaten Kupang dan Rotiklot di Kabupaten Belu.
Bendungan Raknamo bila sudah beroperasi secara optimal direncanakan dapat menyuplai air baku sebanyak 0,1 meter kubik/detik atau setara dengan 100 liter/detik. Sedangkan Rotiklot direncanakan dapat menyediakan air baku sebanyak 40 liter/detik.
Berikutnya, tiga bendungan tengah dalam proses pembangunan, yaitu Napun Gete, Temef dan Manikin.
Bendungan Napun Gete yang terletak di Kabupaten Sikka sekitar 40 km dari Maumere berada dalam masa akhir konstruksi. "Akhir tahun ini progres pembangunan diharapkan mencapai 85 persen. Tahun depan direncanakan dapat impounding," sebut Agus Sosiawan.
Bila sudah berfungsi optimal nanti, Napun Gete diharapkan dapat menyuplai air sebesar 210 liter/detik.
Bendungan Temef terletak di Kabupaten Timor Tengah Selatan, dalam dua tahun ke depan proses konstruksi diharapkan selesai. Saat ini progres Temef mencapai sekitar 24 persen. Nantinya, Temef akan menyediakan air baku sebanyak 130 liter/detik.
Last but not least, bendungan yang tengah dalam proses pembangunan di Provinsi NTT adalah Manikin. Terletak di Kabupaten Kupang yang berbatasan dengan Kota Kupang, bendungan ini direncanakan dapat menyuplai air baku sebanyak 700 liter/detik untuk Kota Kupang.
Dua bendungan lagi masih dalam tahap persiapan. Satu bendungan direncanakan terletak di Kabupaten Nagekeo, "Sampai saat ini, AMDAL, LARAP dan izin-izin lainnya sudah kita dapatkan. Penentuan lokasi sedang berlangsung bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat," sebut Kepala BWS NT II mengenai tampungan yang rencananya akan bernama Bendungan Mbay.
Satu bendungan lagi, ditambahkan oleh Kepala BWS NT II, sedang dalam tahap pengkajian.
Bendungan-bendungan ini diharapkan dapat meminimalisir defisit air yang kerap kali dialami oleh NTT. Sebagai mana kita ketahui NTT merupakan provinsi di Indonesia dengan durasi musim hujan terpendek, hanya tiga bulan selama setahun.
(KompuSDA-kty)
- kompusda