Jakarta - Pemerintah tengah mencari jalan keluar dari krisis air di Jakarta. Caranya, adalah dengan menyediakan waduk.
Saat ini baru 60% dari 12 juta penduduk yang menikmati jaringan dari PDAM. Sisanya, sebanyak 40% masyarakat Jakarta memenuhi kebutuhannya dari air tanah. Hal tersebut berisiko pada penurunan muka tanah.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Imam Santoso mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan beberapa infrastruktur untuk memenuhi kekurangan pasokan tersebut.
Salah satunya ialah penambahan kapasitas air dari Waduk Jatiluhur. Pemerintah tengah membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur yang terbagi dalam 2 tahap. Tahap pertama SPAM Jatiluhur memiliki kapasitas 4.000 liter per detik dan tahap kedua 5.000 liter per detik.
"Kalau yang Jatiluhur state 1 dan 2 sudah kita laksanakan," kata dia di sela-sela acara Hari Air Dunia XXVI di Jakarta, Minggu (25/3/2018).
Tak hanya itu, dia mengatakan, pemerintah sedang mengupayakan adanya sumber air baku baru yakni dari Waduk Karian di Banten. Nantinya, SPAM Karian akan memasok 3.200 liter per detik.
"Yang Bendungan Karian akan jadi (tahun) 2020. Tambah setahun lagi, sekitar 2022 sudah ada jaringan selesai. Kemudian ada distribusi sekitar 2023," paparnya.
Dengan jumlah penduduk saat ini, dia bilang, 100% kebutuhan air masyarakat Jakarta akan terpenuhi. Namun, pihaknya tak menjamin hingga tahun 2023 mendatang lantaran jumlah penduduk semakin bertambah.
"Tapi kan susah, masyarakat kan tambah terus. 2023 kan penduduknya tambah terus," tutup dia. (zlf/zlf)
sumber : detik.com
- sisda