Berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Mandalika International Street Circuit atau dikenal dengan Sirkuit Mandalika kini menjadi daya tarik baru bagi para wisatawan. Kemegahan serta sukses gelaran balap motor skala internasional, Sirkuit Mandalika mampu mencuri perhatian bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Untuk turut mensukseskan gelaran balap motor tersebut, selain dengan dibangunnya infrastruktur utama, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) juga membangun beberapa sarana dan prasarana pendukung keberlangsungan kegiatan di Sirkuit Mandalika.

Salah satu diantaranya adalah kolam retensi sebagai daya dukung pengendalian banjir di dalam maupun di sekitar Sirkuit Mandalika. “Potensi banjir datang dari wilayah sekitar sirkuit,” kata Nurhadiwiyono, Pelaksana Teknik Sungai Pantai, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 (BWS NT 1), Ditjen SDA, Kementerian PUPR.

Selain sebagai pengendali banjir akibat derasnya air hujan, kolam retensi Sirkuit Mandalika juga berfungsi untuk mengendalikan endapan lumpur atau sedimen yang berasal dari penggarapan bukit di sekitar lokasi sirkuit. Kolam retensi yang berada tak jauh dari sisi Barat sirkuit tersebut mampu menampung air maksimal sebanyak lebih dari 9.000 M³. Dalam kondisi normal (tidak sedang hujan) kolam seluas 4.680 M² ini menampung air sebesar 4.679 M³.

Sementara itu, kolam retensi ini didukung dengan dua buah kolam sedimen. Sebagaimana diketahui, pembukaan lahan yang didominasi oleh areal perbukitan di sekitar sirkuit menghasilkan banyak sedimen, jika tak dikendalikan dikhawatirkan akan masuk ke area sirkuit atau menutupi sistem drainase. Dijelaskan oleh Bimo, kedua kolam tersebut mampu menampung sedimen sebesar 1.586 M³. “Jika kolam sedimen sudah berada pada level maksimal, akan dikeruk dengan alat berat yang telah disiapkan,” ujarnya.

Jika kondisi hujan deras, air dari kolam retensi ini akan disedot menggunakan mobile pump dengan kapasitas 250 liter per detik untuk mempercepat aliran air ke muara.

Sementara itu, selain menyiapkan kolam retensi sebagai upaya pengendalian banjir di sekitar Sirkuit Mandalika, BWS NT 1 juga membuat saluran air untuk menuju ke muara yang lokasinya juga tak jauh dari sisi sirkuit. “Dengan panjang saluran sekitar 162 m², air hujan akan dialirkan langsung ke arah muara sungai dan tidak menggenangi kawasan sirkuit,” kata Bimo menjelaskan.

Jika kondisi hujan deras, BWS NT 1 juga menyiapkan mobile pump dengan kapasitas 250 liter per detik, untuk menarik air dari kolam retensi langsung dialirkan ke saluran yang tersedia.

Pihak BWS NT 1 berharap, dibangunnya kolam retensi sebagai upaya pengendalian banjir di Sirkuit Mandalika mampu memberikan daya dukung keberlangsungan KEK Mandalika, khususnya pada sirkuit skala Internasional ini. Dengan begitu, upaya pemerintah mendongkrak perekonomian yang dimulai dari KEK Mandalika akan terwujud.

  • kompusda

Share this Post