Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Imam Santoso menuturkan bahwa banyaknya masyarakat yang mendirikan rumah di tepi danau membuat Danau Tondano mengalami kritis.

Hal tersebut membuat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan revitalisasi sejumlah danau kritis di Indonesia dengan membuat tanggul sepanjang 17,5 kilometer.

"Dibandingkan Danau Rawa Pening dan Danau Tempe, ini memang tidak parah. Tapi kami tetap buat tanggul panjangnya 17,5 kilometer, supaya ke depannya tidak tambah terokupansi," ujar Dirjen SDA di Minahasa (15/11).

Lebih lanjut ia katakan bahwa tanggul yang sudah dibangun sejak 2014 lalu itu akan dibuat mengelilingi danau dan nantinya masyarakat tidak lagi boleh tinggal di tepi danau untuk menghindari sedimentasi terjadi lebih cepat dan danau menjadi lebih dangkal. Selain itu kemungkinan banjir juga akan lebih tinggi. 

"Kami akan kirim dua alat pemanen eceng gondok. Sehingga nanti kami bisa pakai Tondano untuk (olahraga) dayung, pariwisata, dan untuk perikanan bisa tambah," tambah Dirjen SDA.

Danau Tondano juga memiliki potensi sebagai penyedia air baku untuk air minum, air baku untuk pertanian dan energi listrik dengan luasan  danau  4.616 hektar dengan volume kontur 668,57 juta meter kubik. (dari berbagai sumber/foto : Birkompu)

 

  • kompusda

Share this Post