GRESIK, KOMPAS.com
Dari pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, air yang menggenangi rumah warga berada di ketinggian mulai 20 cm hingga 50 cm.
“Di setiap desa ketinggian airnya memang berbeda. Namun setidaknya, hujan yang berlangsung sekitar enam jam lebih dari kemarin hingga pagi tadi, membuat 500 rumah terendam air,†ucap salah seorang staff BPBD Gresik Achmad Barirul Umam, Senin (10/10/2016).
Menurut Irul-sapaan akrab Achmad Barirul Umam, selain dikarenakan hujan, air yang menggenangi perumahan penduduk tersebut juga dikarenakan meluapnya Kali Lamong, yang melintasi desa-desa tersebut.
“Karena Kabupaten Mojokerto yang ada di bagian hulu Kali Lamong, curah hujannya juga sedang tinggi,†ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kini jajaran BPBD Gresik menerjunkan personelnya di lapangan. Selain untuk memantau kondisi yang ada, juga untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara antisipatif, bila nantinya air bakal terus meninggi.
“Sesuai dengan instruksi dari bapak kepala, anggota BPBD Gresik disebar di beberapa titik yang dianggap rawan dan memiliki potensi banjir yang lebih tinggi. Kami berharap, hujan sementara tidak lagi turun, sehingga air dapat surut,†kata Irul.
Dari pantau di lapangan, beberapa desa yang terendam banjir antara lain di Desa Sumput, Kecamatan Driyorejo, Gresik, dengan ketinggian air mencapai 50 cm. Sementara di Desa Pasinan, Kecamatan Wringinanom, Gresik, ketinggian air sekitar 30 cm.
“Air baru mulai masuk rumah itu sekitar subuh tadi, karena mulai malam kemarin memang turun hujan. Semoga saja, hari ini tidak lagi turun hujan sehingga air bisa segera surut,†ujar Ikhsan Kurniawan (38), salah satu warga Desa Sumput, Kecamatan Wringinanom, Gresik.
- Publikasi