Dalam rangka memberikan pembinaan, peningkatan, dan pengenalan basic knowledge berdasarkan praktek bagi para perencana dan pelaksana pekerjaan infrastruktur sumber daya air, Direktorat Bina Teknik Ditjen SDA menggelar Bimbingan Teknis dengan tema “Bintek Menjawab: Leading Engineering Services Through Evidence – Based Practice” pada 8-9 November 2021. Acara yang dibuka oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Charisal Akdian Manu ini diselenggarakan di dua lokasi, untuk hari pertama digelar di Jakarta, dan hari kedua dilangsungkan di Bandung.
Dalam laporannya, Ketua Panitia Eko Winar Irianto yang juga merupakan Direktur Bina Teknik menyampaikan bahwa salah satu tugas dan fungsi Direktorat Bina Teknik adalah menjamin keamanan infrastruktur sumber daya air yang ada di Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, pemberian bimbingan teknis bagi para perencana dan pelaksana di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) merupakan salah satu upaya yang dikerjakan oleh Direktorat Bina Teknik. Tidak hanya itu, acara tersebut diselenggarakan agar dapat menjawab berbagai pertanyaan dengan opini teknis terkait permasalahan infrastruktur sumber daya air yang dihadapi di lapangan selama ini.
Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Sesditjen SDA) Charisal Akdian Manu yang memberikan sambutan sekaligus membuka bimbingan teknis tersebut menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur sumber daya air harus mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia. “Infrastruktur sumber daya air yang dibangun harus aman dan bermanfaat. Oleh karena itu, perencanaan dan pembangunan infrastruktur sumber daya air harus didasarkan pada ilmu dasar, dan perkembangan serta best practice dari para insan sumber daya air,” terang Sesditjen SDA Charisal Akdian Manu.
Ia juga menambahkan bahwa dengan adanya perubahan lingkungan dan perilaku dapat menjadi penyelidikan teknis yang dilakukan Ditjen SDA untuk merencanakan metode konstruksi operasi dan pemeliharaan setelah ifrastruktur tersebut selesai dibangun. Selain itu, insan SDA dituntut untuk memiliki kemampuan yang mumpuni dan kecepatan mempelajari perubahan yang ada terkhusus dalam program mitigasi bencana di Indonesia. “Insan SDA diharapkan dapat merekonstruksi infrastruktur pasca bencana menjadi infrastruktur yang lebih aman dari sebelumnya. Apalagi saat ini BMKG telah menyampaikan bahwa fenomena La Nina akan berkembang terus hingga mencapai puncaknya pada Januari-Februari 2022. Kita harus lebih siaga untuk memitigasi bencana akibat La Nina ini. Degradasi dasar sungai serta kerusakan yang begitu masif terjadi pada infrastruktur SDA pasca bencana atau bahkan dampak tambahan lainnya setelah fenomena ini juga memerlukan upaya penanganan yang tepat namun tetap efisien,” tambah Sesditjen SDA Charisal Akdian Manu.
Acara yang digelar secara hybrid dan diikuti oleh 98 perwakilan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)/Balai Wilayah Sungai (BWS) ini menjadi wadah yang tepat bagi para perencana dan pelaksana pembangunan infrastruktur sumber daya air untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait perkembangan dan dinamika permasalahan sehingga dapat meningkatkan kapasitas dalam menjawab tantangan dan kebutuhan teknis terhadap pembangunan infrastruktur sumber daya air. (kompusda sandro/panji)
- kompusda