Food Estate atau Lumbung Pangan Nasional merupakan program dari Pemerintah yang diinstruksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam rangka mengantisipasi krisis pangan akibat pandemi COVID-19 dan pekerjaan ini termasuk dalam Program Strategis Nasional.
Sudah dilaksanakan di tiga wilayah di Indonesia, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Nusa Tenggara Timur, kini Presiden Joko Widodo menginstruksikan untuk melaksanakan pembangunan Food Estate di Provinsi Papua, tepatnya di Kabupaten Keroom.
Pekerjaan Food Estate di Papua akan dilaksanakan di lahan eks sawit yang sudah berusia kurang lebih 30 tahun sehingga sudah tak lagi produktif dengan luas lahan kurang lebih 10.000 hektar terdiri dari 7.000 hektar Area Penggunaan Lain (APL) dan 3.000 hektar area Eks-Plasma Sawit.
Lahan sawit ini terdiri dari lahan plasma dan lahan inti. Lahan plasma sawit merupakan lahan sawit yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat sendiri dengan dibina oleh perusahaan. Sedang lahan sawit inti adalah lahan yang dikelola oleh perusahaan.
Dalam pekerjaan Food Estate Papua ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mempunyai tugas untuk mempersiapkan lahan yaitu dengan pekerjaan land clearing, artinya Ditjen SDA bertugas untuk merobohkan dan membersihkan lahan sawit agar selanjutnya siap untuk dikelola oleh Kementerian Pertanian maupun masyarakat.
Selain pekerjaan land clearing, Direktur Jenderal SDA Jarot Widyoko dalam kunjungannya (12/11) menyampaikan bahwa Ditjen SDA juga akan menyiapkan infrastruktur drainase. “Menurut keterangan masyarakat sekaligus pemilik lahan plasma disini, curah hujan di wilayah ini minimal dalam seminggu pasti turun satu kali, oleh karena itu Ditjen SDA hanya perlu menyediakan drainase dengan tujuan sebagai tempat pembuangan air saat hujan agar tidak terjadi genangan di lahan, namun meski begitu akan dilakukan perhitungan secara teknis untuk menentukan kebutuhan infrastruktur di lahan ini secara pasti”.
Kabupaten Keroom memiliki tanah dengan keadaan yang sangat subur, intensitas hujan yang cukup dan tidak pernah terjadi banjir. Selain lahan sawit, beragam tanaman ditemui di ladang masayarakat seperti cabai, pisang, sayuran, pepaya, jagung, pinang, dan lain sebagainya. Tetapi pemilihan lahan sawit dialihfungsikan menjadi lahan jagung adalah sesuai permintaan masyarakat setempat. “Sawit disini sudah 30 tahun, sekarang sudah tidak berproduksi dan pengelolaannya tidak mudah, kami menginginkan tanaman yang mudah dikelola oleh siapa saja, sehingga kami menginginkan lahan bekas sawit nanti ditanami jagung saja”, jelas masyarakat di Kabupaten Keroom.
Dari target 10.000 hektar lahan yang akan digarap menjadi lahan Food Estate, saat ini dalam tahap awal akan dilaksanakan pengerjaan lahan seluas 3.000 hektar yang merupakan lahan Eks-Plasma Sawit. Lahan seluas 3.000 hektar tersebut mulai di lelang dini pada Desember 2021 hingga Februari 2022, sehingga direncanakan pekerjaan land clearing dapat dimulai pada Maret 2022 dan direncanakan rampung pada bulan Agustus 2022, sehingga pada bulan tersebut lahan siap untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. (Kompu SDA-hna)
- kompusda