Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Hari Suprayogi, resmi meraih gelar Doktor dari Universitas Brawijaya dengan Predikat Cumlaude. Hal tersebut diputuskan Tim Penguji usai Dirjen SDA mengikuti Ujian Terbuka Disertasi dengan judul "Model Indeks Layanan Jaringan Drainase Perkotaan", kemarin (2/8) di Malang. Hadir sebagai Penguji Tamu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengapresiasi terobosan inovasi yang disajikan. "Ini adalah pencapaian yang tidak kecil, belajar memang suatu yang never ending process. Keistimewaan ini karena untuk drainase, bagaimana kita menilai kinerja drainase banjir.

 

Dengan adanya ini, kita punya salah satu cara untuk menilai performance dari drainase pengendalian banjir," ujar Basuki. Atas terobosan tersebut, pihak penguji mengusulkan agar metode ini dapat menjadi Peraturan Menteri (Permen) PUPR sebagai standarisasi. Menanggapi hal itu, Basuki menjawab bahwa nanti dirinya akan meminta rekomendasi dari Universitas Brawijaya. "Saya minta rekomendasi dulu dari Universitas Brawijaya, nanti saya akan bahas di Balitbang, baru di Permen-kan supaya jadi standar cara menghitung kinerja drainase untuk pengendalian banjir," lanjut Menteri PUPR.

 

Sementara itu, harapan yang sama juga diutarakan Hari Suprayogi, dirinya berharap metode ini dapat menjadi acuan bersama di kemudian hari. Dirinya pun menceritakan awal mengambil tema untuk disertasinya itu. "Berawal dari saya saat menjadi Direktur OP (Operasi dan Pemeliharaan), saya terinspirasi karena selama ini pemeliharaan kita kurang tepat. Kita amati lapangan, diusulkan menjadi RAB, namun hasilnya kurang memuaskan, mungkin pendanaan angka kebutuhan untuk OP yang kurang. Maka saya buat suatu rumusan dan model lalu sata kalibrasi lagi dengan lapangan. Ternyata hasilnya kok bagus. Harapannya bisa dipakai dan diaplikasi lalu bisa jadi Permen, menjadi acuan kajian secara ilmiah. Itu yang bisa dipakai, jadi dua hasil meninjau lapangan dan ini," tutur Yogi.

 

Menteri PUPR mengakui sampai saat ini belum ada penelitian dan cara hitung seperti metode yang diusulkan dalam disertasi tersebut, "Kalau banjir dilihatnya hanya kapasitas tampung saja ternyata kan tidak, ada tiga variabel teknis dan 5 variabel non teknis ternyata tidak hanya kapasitas saluran saja ternyata banyak variabelnya," ujarnya. Selain itu juga metode ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat dan tepat sehingga penanganan drainase perkotaan menjadi tepat waktu, mutu, dan sasaran yang bisa dipakai sebagai acuan bagi penentu kebijakan dalam hal ini pemerintah. Dari hasil penelitian didapat bahwa aspek teknis seperti kapasitas sistem dan pola pengaliran berkontribusi sebesar 73 persen terhadap tingkat layanan jaringan drainase perkotaan. Sementara aspek non-teknis mencakup manajemen kelembagaan, peran masyarakat dan swasta, aspek hukum, sosial budaya dan ekonomi berkontribusi sebesar 27 persen.

 

Dirjen SDA Hari Suprayogi menyelesaikan program doktoral dalam waktu 3 tahun, yang dimulai sejak tahun 2015, dengan predikat cumlaude. Adapun susunan tim penguji antara lain Ketua Sidang adalah Dr. Eng Ir. Yulvi Zaika, MT (Ketua Program Studi Teknik Sipil selaku Ketua Tim Penguji Internal), Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS (Promotor), Prof. Dr. Ir. Lily Montarcih L, M.Sc (Ko-Promotor I), Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS (Ko-Promotor II), Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc (Penguji Tamu), Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT (Penguji Internal selaku Dekan Fakultas Teknik Unbraw), dan Prof. Ir. Iwan Kridasantausa, M.Sc, Ph.D (Penguji Eksternal). Turut hadir Inspektur Jenderal Widiarto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Lolly Martina Martief, Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga dan para senior keluarga besar Ditjen Sumber Daya Air. (din/ket/kompuSDA)

 

  • kompusda

Share this Post