Dirjen SDA, Imam Santoso bersama Kepala Pusat Bendungan, Ni Made Sumarsih, Kepala BBWS Pompengan Jeneberang Agus Setiawan, beserta rombongan meninjau proyek pembangunan Bendungan Karalloe, Jumat (27/1). Secara administratif, Bendungan Karallloe terletak di wilayah Kabupaten Gowa, Kecamatan Tompobulu/Biring Bulu tepatnya di dua Desa yaitu Desa Garing dan Desa Taring. Daerah genangan dan daerah aliran sungai terletak di Kab. Gowa, sedangkan jaringan irigasi dan daerah irigasinya terletak di Kabupaten Jeneponto.
Disela peninjauannya, Imam menyampaikan kepada kontraktor maupun konsultan pelaksana pembangunan Bendungan Karalloe agar lebih fokus, terus bekerja keras, tepat dalam bertindak, salah satunya adalah dengan membangun kantor di area pembangunan Bendungan Karalloe. Koordinasi harus tetap jalan dengan Pemerintah Daerah setempat, evaluasi dan konsultasi apa yang menjadi kendala di lapangan, terutama terkait dengan proses pembebasan lahan, tambahnya.
Kepala Pusat Bendungan, Ni Made Sumiarsih juga menyampaikan walaupun proses pembebasan tanah masih dalam tahap sidang konsinyasi, progres harus tetap berjalan. “Terkait dengan masalah pembebasan lahan, coba untuk melakukan pendekatan persuasif, beri mereka andil supaya terbuka ke pihak proyek apa maunya,” ujarnya. Beliau juga memberikan solusi terhadap masalah-masalah di lapangan sebaiknya dilakukan konsultasi, misalnya supervisi yang bertugas menangani warga dan pemerintah daerah yang berada dibawah Bupati.
Pembangunan Bendungan Karalloe masih dalam tahap pembebasan lahan dengan melakukan langkah konsinyasi serta menitip uang pembebasan lahan ke pengadilan. Sudah ada 50% lahan yang dibebaskan dari kebutuhan lahan sekitar 215 ha. Tersisa 50% lahan yang harus dibebaskan. Lahan yang masih belum dibebaskan tersebut berada pada tapak bendungan sehingga konstruksi fisik bendungan belum bisa dimulai karena masih menunggu pembebasan lahan selesai, sedangkan proses pengerjaan konstruksi masih terus berjalan. Progres fisik sudah mencapai 10,9% yang meliputi pembangunan jalan dan jembatan akses ke lokasi bendungan, gudang-gudang, serta quarry material. Saat ini, tahap pengerjaan adalah penggalian untuk inlet tunnel.
Pembangunan Bendungan Karalloe ini bertujuan untuk mengairi areal persawahan ± 10.000 ha, penyediaan air baku 440 liter/detik untuk Kabupaten Jeneponto dan sekitarnya, dan dapat digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air ± 4,5 MW. Sementara sasarannya adalah untuk menambah cadangan air, meningkatkan luas tanam dari 4.000 ha menjadi 7.004 ha, peningkatan intensitas tanam dari 150% menjadi 250%, artinya panen 2 kali untuk padi dan satu kali untuk palawija dalam setahun. Bendungan ini juga bisa menjadi sarana dan tempat pariwisata serta tempat budidaya air tawar. Adapun data teknisnya adalah luas daerah aliran sungai 182 km², luas genangan waduk 145 ha, volume tampungan 40,50 juta m², debit banjir rencana 2.020 m²/detik, tinggi bendungan 85 meter, dan panjang puncak bendungan 390 meter. (kompuSDA)
- kompusda