Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) kembali menandatangani kontrak paket pekerjaan konstruksi dan supervisi untuk 3 bendungan yaitu Bendungan Ciawi (Cipayung), Bendungan Cipanas, dan Bendungan Leuwikeris. Penandatanganan kontrak paket pekerjaan tersebut dilakukan pada Rabu, 23 November 2016 yang bertempat di Gedung SDA, Jakarta. Acara yang disaksikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso ini turut dihadiri oleh para Pejabat Eselon II, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Kepala BBWS Citanduy, Kepala BBWS Ciliwung Cisadane, Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, dan pejabat lainnya di lingkungan Ditjen SDA.
Bendungan Leuwikeris yang terletak di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat merupakan bendungan yang akan dibangun dengan tipe zonal dengan inti lempung tegak. Tinggi maksimal bendungan ini adalah 83,50 m (di atas dasar galian) dengan tinggi puncak 388,00 m. Sementera lebar puncaknya adalah 14,50 m. Bendungan Leuwikeris memiliki manfaat yaitu sebagai sarana penyedia air irigasi untuk areal sawah di D.I Lakbok Utara seluas 6.600 Ha dan D.I Manganti seluas 4.616 Ha; sarana penyedia air baku di Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis sebesar 845 liter/detik; sebagai pengendali banjir yang mampu mereduksi banjir periode 25 tahunan dari 509,7 m3/det menjadi 450,02 m3/det atau sekitar 11,7 %; sarana Pembangkit Listrik Tenaga Air sebesar 2x10 MW.
Sementara pembangunan Bendungan Ciawi (Cipayung) dilaksanakan sebagai upaya optimasi pengendalian banjir yang selalu terjadi di Jakarta apabila musim hujan. Bendungan ini akan dibangun dengan tipe urugan zonal random dengan volume tampungan maksimal waduk mencapai 6,45x106 (m3). Rencana pembangunan Bendungan Ciawi (Cipayung) terletak di bagian hulu sungai Ciliwung di Kecamatan Megamendung mencakup Desa Cipayung, Desa Gadog, Desa Sukakarya, dan Kecamatan Cisarua yang mencakup Desa Kopo, yang secara administratif berada di wilayah kabupaten Bogor.
Kemudian ada pembangunan Bendungan Cipanas yang merupakan salah satu upaya Ditjen SDA melalui BBWS Cimanuk Cisanggarung untuk mengatasi permasalahan terkait kebutuhan air yang semakin meningkat di wilayah Pantura. Secara administrasi, Bendungan Cipanas berada di Sungai Cipanas, Desa Cibuluh, Kecamatan Sumedang dan Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu. Bendungan Cipanas akan dibangun dengan tipe urugan batu dengan inti tegak dengan panjang puncak 326 m, lebar puncak 12 m, elevasi puncak EL.136 m, dan tinggi bendungan dari galian 74 m. Bendungan Cipanas memiliki manfaat yaitu sebagai sarana untuk mengalirkan air baku sebanyak 0.85 m3/detik, sarana penyedia irigasi untuk wilayah Sumedang dan Indramayu seluas ± 8.089 Ha, sarana penghasil tenaga listrik sebesar 3.00 MW dan untuk mereduksi banjir di daerah Pantura Kabupaten Indramayu.
Imam dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk mensukseskan pembangunan bendungan di Indonesia, perlu koordinasi yang baik antar Lembaga Pemerintah terkait dalam hal pendanaan, penyediaan lahan dan penyelesaian dampak sosial, seperti Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan tentunya Pemerintah Daerah yang perannya sangat besar terhadap program pembangunan infrastruktur Sumber Daya Air dalam mendukung program Nawacita. Progres pembangunan ketiga bendungan tersebut akan segera dipantau oleh Kepala Pusat Bendungan Ditjen SDA dalam sebulan ke depan. Imam menambahkan, agar seluruh penyedia dan pengguna jasa bisa berkoordinasi dengan baik agar pembangunan bendungan bisa selesai tepat waktu sehingga manfaatnya bisa segera dirasakan oleh masyarakat. (dro kompuSDA)
- kompusda