Dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, dibutuhkan kesadaran dan kolaborasi dari masyarakat dalam mengelola dan melestarikan sumber daya alam yang ada. Hal ini merupakan investasi yang nyata bagi kehidupan dan kelestarian lingkungan hidup.
Dari sisi kebutuhan air, Indonesia dihadapkan pada beberapa tantangan seperti degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di daerah hulu, menurunnya debit pada sumber-sumber air dan tingginya laju sedimentasi pada tampungan-tampungan air (situ, danau, embung dan waduk). Selain itu, kualitas air semakin rendah akibat tingginya tingkat pencemaran pada sungai dan sumber-sumber lainnya. Di sisi lain, terjadinya penyempitan badan air, alih fungsi lahan, sedimentasi dan pendangkalan, serta hilangnya sumber-sumber mata air merupakan salah satu potensi penyebab bencana alam saat ini. Bencana ini mengakibatkan kerusakan ekosistem lingkungan hidup dan kerugian material maupun inmaterial bagi masyarakat terdampak.
Mengeluh? Bisa jadi. Lalu kemudian? Saling menyalahkan bukanlah solusi yang tepat untuk menghadapi berbagai tantangan dan bencana tersebut. Mari berkolaborasi dan bergerak menyatukan ide dan segenap kemampuan untuk melaukan upaya perlindungan dan optimalisasi terhadap sumber dan fungsi air. Sadar akan tantangan tersebut, inisiasi pun muncul dari Dharma Wanita Persatuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DWP Kementerian PUPR). Melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), inisiasi untuk bergerak dan bertindak tersebut dikemas menjadi Gerakan Peduli Mitigasi Bencana Banjir dengan kegiatan penghijauan di seluruh Indonesia.
Kegiatan Penanganan Sampah dan Penghijauan (Penanaman Pohon) yang merupakan aksi dari gerakan tersebut adalah rangkaian kegiatan untuk menyambut Hari Bakti PU ke-72 tahun 2017. Kegiatan pun dilakukan serentak di 34 provinsi, dengan tema “Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi Situ, Danau, Embung, Waduk dan Sumber Air Permukaan Lainnya”.
“Gerakan penghijauan melalui penanaman berbagai jenis pohon ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia yang dikoordinir oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)/Balai Wilayah Sungai (BWS) yang merupakan perwakilan Ditjen SDA di masing-masing provinsi. Upaya ini kami lakukan untuk menyelamatkan lingkungan hidup di Bumi, menjaga keragaman hayati, menghemat dan menumbuhkan mata air yang baru, juga menambah oksigen bagi kehidupan, tutur Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Imam Santoso saat ditemui disela-sela kegiatan penanaman pohon di Bendungan Raknamo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 28 November 2017.
Imam menambahkan, progres pembangunan bendungan raknamo sudah mencapai 98% dan siap untuk diresmikan pada bulan Desember 2017. Percepatan pembangunan terhadap bendungan yang harusnya selesai pada akhir Desember 2018 ini telah dilakukan Ditjen SDA dengan baik. “Bendungan ini akan menampung air sebanyak 14 juta m3, mengairi jaringan irigasi seluas 1250 ha, menyediakan air baku 100 liter/detik, pengendalian banjir, perikanan, kegiatan sosial melalui berbagai pertunjukkan dan pariwisata. Rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Desember 2017 yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Provinsi NTT,” ujarnya semangat.
Keberhasilan program penanaman dan pemeliharan pohon ini sangat tergantung pada 6T yaitu Tepat perencanaan, Tepat pemilihan jenis, Tepat pembibitan, Tepat waktu penanaman, Tepat pemeliharaan dan tepat waktu pemanenan. Imam menambahkan, ada sekitar 255 ribu batang pohon bervariasi yang ditanam pada gerakan peghijauan tersebut.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang juga hadir pada kegiatan penanaman pohon di Bendungan raknamo tersebut menyampaikan bahwa semangat untuk menghijaukan lingkungan sekitar harus ditanamkan pada setiap orang Indoenesia. “Gerakan ini harus menjadi agenda tahunan yang didukung oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan dunia usaha. Saya berharap gerakan menanam pohon ini bisa jadi kebiasaan positif yang dapat dilakukan secara berkelanjutan dan dapat ditularkan kepada seluruh pihak untuk dapat mewujudkan lingkungan yang asri, sehat, produktif, dan hijau,” ujarnya.
Upaya Kementerian PUPR melalui gerakan penanaman pohon ini yang apabila pemeliharaan pasca penanamannya dilakukan dengan baik, akan memberikan manfaat dalam peningkatan penyelenggaraan kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air dalam mendukung program ketahanan air dan kedaulatan pangan menuju Indonesia yang lebih sejahtera. Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Ditjen SDA Muhammad Arsyadi, Direktur Sungai dan Pantai Hari Suprayogi, Kepala Pusat Bendungan Ni Made Sumiarsih, dan Kepala BWS Nusa Tenggara II Agus Sosiawan. (dro KompuSDA)
- kompusda