Dari 147 waduk yang diamati tinggi muka airnya, terdapat 16 waduk utama yang terdiri dari 9 kondisi normal yaitu Jatiluhur, Cirata, Sermo, dan Sutami. lima dalam kondisi defisit antara lain Keuliling, Batu Tegi, Saguling, Wonogiri dan Bening. Kondisi kering ada dua waduk yaitu Wadas Lintang dan Sempor. Waduk Kedungombo merupakan salah satu sumber utama dalam kondisi normal dari segi ketersediaan airnya. Hal ini dilihat dari ketinggian muka air normal dimana elevasinya sekitar +90.00 dengan in flow rata-rata 723 juta meter kubik. Penggunaan air di Waduk Kedungombo lebih banyak dimanfaatkan untuk keperluan irigasi dan air baku.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Mudjiadi dalam jumpa pers tentang penanganan kekeringan, di Waduk Kedungombo, Jawa Tengah (01/08). 

Upaya penanganan kekeringan yang dilakukan secara komprehensif oleh Ditjen SDA Kementerian PUPR adalah melakukan penanganan secara rutin dan berkelanjutan berupa program pembangunan 65 bendungan, pembuatan tampungan kecil berupa embung, melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk meminimalisir kebocoran sepanjang jaringan irigasi, melakukan kaji ulang pola tanam dan efisiensi penggunaan air irigasi secara bergilir, pemantauan muka air waduk per minggu serta memberikan penyuluhan kepada petani bagaimana memanfaatkan air secara efisien, serta SOP penggunaan air tahunan.

Sebenarnya penyebab terjadinya kekeringan tidak hanya disebabkan berkurangnya perubahan musim tetapi juga disebabkan oleh pelanggaran pola tanam yang dilakukan petani. Seharusnya padi-palawija-padi tetapi kebanyakan petani menggunakan pola tanam padi-padi-padi. Jadi ketaatan petani pada pola tanam dan penggunaan air sangat berpengaruh pada kekeringan.


  • Superman

Share this Post