Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat ini tengah melakukan percepatan sejumlah pekerjaan infrastruktur dasar di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang.
Saat ini Ditjen SDA melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana telah menyelesaikan pembangunan drainase utama KIT Batang. Selanjutnya ada pembangunan penyediaan air baku yang terdiri dari dua paket pekerjaan.
“Penyediaan Air Baku Sumber Sungai Urang yang berada di Kawasan Industri Terpadu Batang dilaksanakan dengan dua paket, paket satu mengerjakan Bendung Urang dan paket dua membuat reservoir atau embung Barat dan Timur” kata Direktur Air Tanah dan Air Baku Ditjen SDA Agus Rudyanto saat mendampingi Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR-RI di KIT Batang pada Senin (10/10/2022).
Pada kesempatan yang sama Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengatakan anggota Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Batang untuk mengawasi pembangunan infrastruktur di KIT Batang karena merupakan konsep baru dimana pemerintah yang menyiapkan infrastruktur kemudian diserahkan ke BUMN sebagai penyertaan modal pemerintah yang nantinya akan mengelola KIT Batang.
“Kita meninjau disini karena ada uang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp3,1 triliun diinvestasikan pada KIT Batang yang berupa infrastruktur jalan, sumber daya air, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan rumah susun,” jelasnya.
Pengendali Banjir Rob Semarang
Selain melakukan kunjungan ke KIT Batang, Komisi V DPR-RI juga melakukan peninjauan ke pengendali banjir rob yang berada di Jl. Arteri Yos Sudarso Kota Semarang. Kepala BBWS Pemali Juana Muhammad Adek menyampaikan bahwasannya adanya pengendali banjir rob ini digunakan untuk menghindari air laut masuk ke daratan.
“Peningkatan tinggi muka air laut dan penurunan tanah menjadi salah satu faktor yang semakin memperparah banjir rob, Di tahun 2020 sampai 2022 kita menormalisasi Sungai Babon dan Sungai Sayung yang kemudian kita integrasikan dengan tanggul laut dari Ditjen Bina Marga dan kita sempurnakan sistem drainase di sekitarnya serta kita tambah pula rumah pompa dan pembuatan kolam retensi dalam rangka penyempurnaan sistem penanganan banjir rob” jelas Adek.
Mengutip dari Parlementaria, anggota Komisi V DPR RI Sudewo mengatakan bahwa “penanganan banjir rob, khususnya di Jawa Tengah harus diatasi secara menyeluruh. Sedia payung sebelum hujan tanpa harus menjadi tambal sulam adalah prinsip harus yang diyakini oleh setiap stakeholder untuk mengatasi banjir rob. Sehingga, pembangunan infrastruktur jangka pendek, menengah, dan panjang harus diterapkan. Dimana, nantinya akan berdampak signifikan, khususnya untuk masyarakat pesisir”.
Dalam menangani banjir rob di Jawa Tengah, Ditjen SDA telah melakukan sejumlah langkah diantaranya penanganan banjir rob tahap I yang telah dilakukan sejak tahun 2016-2019, berupa tanggul laut hingga rumah pompa. Kini, proyek penanganan banjir rob telah masuk tahap II, salah satunya berupa tanggul laut sepanjang 2 kilometer yang berintegrasi dengan tol tanggul laut Semarang – Demak. Selain di Semarang Ditjen SDA melakukan juga penanganan banjir rob di Pekalongan, berupa pengendalian banjir rob Sungai Loji dan Sungai Banger. Untuk Sungai Loji sepanjang 7,5 kilometer, sementara Sungai Banger Banger 7,2 kilometer yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2023. (Raf/Arg)
- kompusda