Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian PUPR terus berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai stakeholders agar program pembangunan dan pengelolaan infrastruktur sumber daya air bisa semakin baik, satu diantara kerjasama tersebut adalah kerjasama dengan Pemerintah China dalam pembangunan infrastruktur sumber daya air di Jawa Barat, yaitu Bendungan Jatigede.
Dalam rangka meningkatkan kerjasama yang sudah terjalin tersebut, Vice Minister of Water Resources and Vice Minister of Ministry of Emergency Management Republik Rakyat China Mr. YE Jianchun melakukan kunjungan ke Kementerian PUPR pada Rabu, 17 Oktober 2019 yang diterima langsung oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai pengelolaan sumber daya air dan penanganan bencana yang dilakukan oleh Ditjen SDA, Kementerian PUPR.
"Saya berharap melalui kerjasama yang semakin erat, kedua negara bisa bertukar pengetahuan dan pengalaman dan menggali peluang dan kerja sama dimasa depan," kata Menteri Basuki. Turut hadir mendampingi Menteri Basuki yakni Sekjen Kementerian PUPR Anita Firmanti, Dirjen Sumber Daya Air Hari Suprayogi dan para pejabat tinggi pratama lainnya.
Dirjen Sumber Daya Air Hari Suprayogi mengatakan pada pertemuan tersebut, Kementerian PUPR menawarkan kerja sama dalam pembangunan empat bendungan yakni Bendungan Pelosika di Sulawesi Tenggara, Jenelata di Sulawesi Selatan, Lambakan di Kalimantan Timur dan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan.
Usai diterima Menteri Basuki, rombongan delegasi dari Pemerintah China melakukan peninjauan lapangan ke Tanggul Laut Muara Baru (Pluit) dan Waduk Pluit yang berlokasi di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Ditjen SDA, Kementerian PUPR tengah membangun tanggul laut sepanjang 4,5 kilometer yang berada di dua titik yakni, Muara Baru sepanjang 2,3 km dan Kali Baru sepanjang 2,2 km.
Direktur Jenderal (Dirjen) SDA Hari Suprayogi yang mendampingi peninjauan lapangan menjelaskan kunjungan dilakukan untuk mengetahui upaya Pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan banjir di Jakarta. "Jakarta ini masalahnya banjir yang tidak hanya akibat air dari hulu, melainkan juga air dari hilirnya. Saat ini, progres tanggul laut telah mencapai 80% dan menjadi titik percontohan karena dilengkapi taman dan jalan inspeksi sehinga menambah ruang terbuka hijau di Jakarta,” kata Hari Suprayogi.
Proyek Tanggul Laut yang merupakan proyek strategis nasional (PSN) sebagai bagian dari rencana induk penanganan banjir dan penurunan muka air tanah di Jakarta. Kehadiran tanggul ini akan mengurangi potensi abrasi di pesisir Jakarta, mencegah banjir rob yang terjadi hampir setiap bulannya ketika air laut pasang di titik Jakarta Utara, dan upaya penataan kawasan pesisir utara Jakarta.
Selain tanggul laut, rombongan pun melanjutkan kunjungan kerja ke Bendungan Jatigede dan Daerah Irigasi Rentang di Kabupaten Sumedang pada Kamis, 18 Oktober yang kemudian dilanjutkan ke Bendungan Kering (Dry Dam) Sukamahi dan Ciawi (Cipayung) di Kabupaten Bogor pada Jumat ,19 Oktober 2018.
Bendungan Jatigede yang berlokasi di Sumedang, Jawa Barat memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai pasokan air untuk daerah irigasi Rentang seluas 90.000 Ha. Selain itu, bendungan ini juga dapat mereduksi banjir di sekitar sungai Cimanuk bagian hilir seluas 14.000 Ha, sehingga ketika musim penghujan tiba diharapkan tidak terjadi back water pada anak-anak sungai yang bermuara ke sungai Cimanuk. Bendungan Jatigede juga berpotensi sebagai penyuplai air baku sebesar 1500 liter per detik (Tahap I) dan PLTA juga pendukung kegiatan pariwisata.
Sementara, pembangunan Bendungan Ciawi yang terletak di Desa Cipayung, Desa Sukakarya, Kecamatan Megamendung dan Desa Kopo Kecamatan Cisaruan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat bertujuan untuk mengurangi dan mengontrol debit banjir ke hilir karena itu mencegah atau mengurangi kerusakan akibat banjir, dan menunda waktu kedatangan banjir sehingga dapat menahan air untuk waktu tertentu dan memperpanjang waktu untuk evakuasi. (dro/ams KompuSDA)
- kompusda