Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke infrastruktur sumber daya air diantaranya Kolam Retensi Andir dan Terowongan Nanjung yang ada di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kunjungan kerja spesifik pada 20 Februari 2020 ini merupakan program kerja DPR RI yang nantinya menjadi bahan evaluasi untuk program kerja pemerintah kedepannya.
Plh. Dirjen SDA Jarot Widyoko menjelaskan bahwa kolam retensi yang terletak di Kelurahan Andir yang rencananya akan dibangun pada Mei hingga Desember 2020 tersebut merupakan upaya Ditjen SDA untuk meminimalisir banjir yang selalu melanda daerah Kelurahan Andir dan sekitarnya. “Kami mengharapkan kerjasama dari pemerintah daerah setempat untuk membebaskan lahan yang akan digunakan untuk membangun kolam retensi, agar pembangunannya bisa dengan lancar dilaksanakan oleh BBWS Citarum,” jelas Jarot ke Komisi V DPR RI.
Kolam Retensi Andir akan memiliki luas genangan seluas 2,78 hektar dengan volume tampungan sebanyak 139.000 meter kubik. Ada 4 pompa yang akan dibangun dengan kapasitas masing-masing 2000 liter per detik. Kolam ini akan menjadi kolam retensi banjir di wilayah Kelurahan Andir yang akan mengamankan permukiman dengan kurang lebih 1.500 Kepala Keluarga dan juga mengamankan jalan kabupaten dari genangan air. Selain Kolam Retensi Andir, Ditjen SDA juga akan segera membangun beberapa polder yang tersebar di Kabupaten Bandung, salah satunya Polder Bojongsoang yang terletak di Desa Bojongsoang, Dayeuhkolot. Polder ini nantinya akan mengamankan permukiman sebanyak kurang lebih 4000 Kepala Keluarga, juga jalan provinsi.
Di lokasi kunjungan berikutnya, Terowongan Nanjung, Kepala BBWS Citarum Bob Artur Lombogia menjelaskan kepada Komisi V DPR RI bahwa Terowongan Nanjung menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meminimalisir banjir di kawasan Bandung Selatan. Pembangunan Terowongan Nanjung yang berada di kawasan hulu Citarum di Curug Jompong ini dibangun pada November 2017 dan tuntas pada Desember 2019 yang terdiri dari 2 tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter 8 meter yang berfungsi untuk memperlancar aliran Sungai Citarum ke hilir sehingga lama dan luas genangan banjir di kawasan Bandung Selatan bisa berkurang.
Jika pengendalian banjir sudah selesai semua, seperti Embung Gedebage, Pembangunan Kolam Retensi, dan Floodway Cisangkuy, maka genangan akan benar-benar terkurangi. Dari 490 hektar yang tergenangi oleh banjir, berkurang menjadi 80 hektar. Memang beberapa masih proses dan tahun 2020 ini akan kita selesaikan, dan setelah itu baru kita kerjakan di hilirnya. Kita tidak bisa mengerjakan bagian hilirnya saja atau hulunya saja, jadi harus keseluruhan,” jelas Bob ke Komisi V DPR RI.
Dengan keberadaan Terowongan Nanjung bisa memperlancar aliran Sungai Citarum, kapasitas sungai meningkat menjadi 669 m3/detik dari semulanya kapasitas air di Sungai Citarum 570 m3/detik, sehingga dapat mengurangi luas daerah genangan banjir seluas 700 hektar, yang semula 3.461 hektar menjadi 2.761 hektar di kawasan Bandung Selatan yaitu wilayah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir dan sekitarnya yang dihuni oleh sekitar 14.000 KK. (kompusda sandro/amsori)
- kompusda