Solo - Seiring dengan perubahan iklim dan pergeseran musim di Indonesia, ketersediaan untuk irigasi menjadi tantangan yang perlu dijawab guna mendukung program ketahanan pangan yang dilakukan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk menjamin ketersediaan air irigasi, salah satunya dengan pembangunan bendungan.

"Daerah Irigasi Premium merupakan suatu Daerah Irigasi yang ketersediaan airnya dijamin oleh waduk. Salah satu fungsi dari waduk adalah sebagai penampung air di saat musim hujan yang kemudian airnya dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau. Dengan ini, Daerah Irigasi Premium akan selalu terjamin ketersediaan airnya," sebagaimana dijelaskan Direktur Irigasi dan Rawa Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mochamad Mazid pada saat pertemuan dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo di Kota Solo Provinsi Jawa Tengah (20/7).

Pertemuan yang dihadiri para pejabat struktural dan satuan kerja di lingkungan BBWS Bengawan Solo ini bertujuan untuk meninjau kesiapan Balai dalam pengembangan Daerah Irigasi Premium di Wilayah Sungai Bengawan Solo yang saat ini tengah melaksanakan pembangunan 5 (lima) waduk baru, yaitu Waduk Bendo, Waduk Pidekso, Waduk Gondang, Waduk Gongseng, dan Waduk Tukul. Dalam pertemuan tersebut, dibahas kesesuaian timeline pembangunan waduk dengan pengembangan Daerah Irigasi Premium, kesiapan desain, rencana pembebasan lahan, serta kendala-kendala yang mungkin menghambat pelaksanaan pekerjaan.

“Dari 4 (empat) waduk yang akan dimanfaatkan untuk mengairi irigasi, pengembangan Daerah Irigasi Premium untuk Waduk Pidekso sudah dimulai sejak tahun 2016. Untuk Waduk Bendo dan Waduk Gondang yang rencananya akan selesai pada tahun 2018, desain pengembangan Daerah Irigasi Premiumnya sedang dalam proses pada tahun ini (2017) dan tidak memerlukan pembebasan lahan. Sehingga, untuk Waduk Pidekso, Waduk Bendo, dan Waduk Gondang rencananya akan menjamin ketersedian air irigasi untuk areal seluas ±9.300 Ha,” hal itu dijelaskan Yunitta Chandrasari Kepala Bidang Program dan Perencanaan Umum BBWS Bengawan Solo di pertemuan tersebut. ”Sedangkan, untuk Waduk Gongseng, proses desain pengembangan Daerah Irigasi Premiumnya direncanakan dimulai pada tahun 2018”, tambahnya.

Dalam hal ini Direktur Irigasi dan Rawa berpesan agar persiapan pengembangan Daerah Irigasi Premium disiapkan sejak dini dan tuntas, "Saya berharap agar program peningkatan dan rehabilitasi daerah-daerah irigasi yang akan diairi dari waduk ini agar disusun sejak dini dan hingga tuntas, dengan memperhatikan seluruh aspek, baik itu teknis maupun non-teknis," ujarnya. Ditambahkan oleh Mazid, aspek non-teknis agar menjadi perhatian dalam persiapan program kegiatan irigasi. "Dalam irigasi, aspek sosial masyarakat sama pentingnya dengan aspek teknis, hal ini agar menjadi perhatian dari balai," tambahnya.

Pada kesempatan itu pula, Mazid menyampaikan arah-arah kebijakan irigasi saat ini, seperti Single Management, One Map Policy, Modernisasi Irigasi, Pengelolaan Aset Irigasi, serta kebijakan sentuhan humanis infrastruktur PUPR. "Saya berharap kita dapat memberikan lebih dari pekerjaan kita dengan menyentuh juga sisi estetika dari infrastruktur yang kita bangun, agar selain kokoh juga nyaman dipandang mata. Selain untuk mengamankan aset, juga menggugah rasa kepemilikan bersama dari masyarakat", pungkasnya.

Pertemuan kemudian dilanjutkan dengan tinjauan lapangan kegiatan Multiyears Contract Rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Colo di  Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi DI Colo dengan luas areal 25.000 Ha direncanakan selesai pada tahun 2018. (budi/dro KompuSDA)

  • kompusda

Share this Post