Kementerian PUPR meluncurkan Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat dan peluncuran program tersebut dilakukan bersama-sama dengan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenkominfo PMK) di Bantul, Yogyakarta (15/11).

Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) bidang PUPR terdiri dari penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, sanitasi berbasis masyarakat/tempat pengelolaan sampah 3R, program kota tanpa kumuh (kotaku), neighborhood upgrading and shelter project phase 2, rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat dan pemukiman berbasis komunitas dan program percepatan peningkatan tata guna air irigasi (P3TGAI) serta bantuan stimulan perumahan swadaya. Khusus untuk P3TGAI merupakan program yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR untuk mendukung kedaulatan pangan nasional yang dilatarbelakangi oleh kerusakan jaringan irigasi kecil dan tersier akibat usia, bencana dan kurangnya pemeliharaan serta peningkatan kesejahteraan petani.

"Lingkup kegiatan program P3TGAI yaitu perbaikan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi pada daerah desa dengan luas < 150 ha dan perbaikan, rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi tersier. Untuk pembiayaan dengan APBN TA 2015 sebesar Rp. 301 miliar dan APBN TA 2016 Rp. 180 miliar," kata Lolly Martina Martief  saat temu wartawan pada acara Peluncuran Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), 15 November 2016, di Bantul, Yogyakarta.

Lanjut Lolly, pada tahun 2015 pelaksanaan kegiatan program ini dilakukan sebanyak 1.505 lokasi di 1.250 daerah irigasi yang tersebar di 197 kabupaten/kota, 850 kecamatan. Untuk tahun 2016 pelaksanaannya sebanyak 900 lokasi di 739 daerah irigasi yang tersebar di 150 kabupaten/kota, 542 kecamatan.

"P3TGAI juga menyerap tenaga kerja dimana untuk tahun 2015 mencapai 215.225 orang/bulan dan tahun 2016 sekarang mencapai 19.649 orang/bulan. Pelaksanaan P3TGAI melibatkan berbagai unsur pelaksana yang berjenjang dari tingkat pusat, wilayah sungai, provinsi, kabupaten/kota sampai dengan tingkat desa. Pembiayaan program ini melalui APBN dan untuk APBN TA 2016 perlokasi sebesar Rp 200 juta terdiri dari pembangunan fisik sebesar Rp 178 juta dan pendampingan sebesar Rp 22 juta," imbuh Sekretaris Direktorat Jenderal SDA/Direktur Bina OP.

Sebaran program P3TGAI ada di seluruh provinsi di Indonesia (33 BBWS/BWS di lingkungan Direktorat Jenderal SDA) dan salah satunya di Kabupaten Bantul Yogyakarta, dimana tahun 2016 terdapat 4 daerah irigasi yang mengikuti program P3TGAI diantaranya seperti P3A Tani Mulyo, Desa Tirtomulyo, Kecamatan Kretek dan GP3A Tirto Rejo Kanan, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan.

Untuk P3A Tani Mulyo lingkup kegiatannya terdiri dari peningkatan saluran tersier melalui lining saluran sepanjang 372 m; perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi secara swalelola dan pendampingan dan monitoring. Sedangkan GP3A Tirto Rejo Kanan lingkup kegiatannya terdiri dari peningkatan saluran tersier melalui lining saluran sepanjang 269 m; perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi secara swakelola dan pendampingan serta monitoring. (tin/ket-kompuSDA)

  • kompusda

Share this Post