Menurut data dari Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) terdapat 21 program yang dimonitor sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) prioritas. Diantaranya 9 (sembilan) program telah tercapai di tahun 2018, 8 (delapan) program perlu kerja keras untuk bisa tercapai, serta 4 (empat) program yang agak sulit tercapai.
Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang hari ini (11/3) resmi membuka Konsultasi Regional Kementerian PUPR TA 2019 Wilayah Sumatera di Banda Aceh.
Dikatakan oleh Menteri PUPR, adapun 9 sasaran pokok tercapai antara lain 55 waduk yang telah terbangun dari target 65 waduk, jalan tol telah terbangun 782 km dari target 1000 km, irigasi dan rawa sebanyak 865.393 ha dari 1 juta ha, rehabilitasi irigasi 2.650.824 ha dari target 3 juta ha, pelatihan konstruksi, jalan baru, kota baru, serta sertifikasi konstruksi.
Sementara 8 sasaran pokok perlu kerja keras yaitu kemantapan jalan, daya tampung, sanitasi, air irigasi dari waduk, air baku, air minum bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), irigasi tambak serta penanganan pemukiman kumuh.
“Sedangkan 4 sasaran pokok yang sulit tercapai itu pengendalian banjir, air minum dan sanitasi, sanitasi bagi MBR, dan penyediaan hunian layak. Bukan berarti gagal namun menjadi program selanjutnya yang harus diperhatikan dalam program tahun 2020 nanti,”ujar Basuki.
Konsultasi Regional Tahun 2019 ini menjadi momen yang tepat dalam menyusun program Tahun 2020 di Kementerian PUPR, sesuai dengan prioritas nasional Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang mengangkat tema Peningkatan Sumber Daya Manusia Untuk Pertumbuhan Berkualitas, maka pentingnya pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan, konektivitas dan pemerataan, nilai tambah ekonomi dan kesempatan kerja, ketahanan pangan, air, energy dan lingkungan hidup, serta stabilitas pertahanan dan keamanan.
“Kita tetap harus melaksanakan kegiatan konstitusi setiap tahunnya, alias programming. Kita melaksanakan tiga hal, yaitu mempertanggung jawabkan yang sudah kita kerjakan, melaksanakan kegiatan tahun ini, memprogramkan pekerjaan tahun ke depannya. Setiap tahun melakukan tiga hal itu dimana pun kita ditugaskan,”pesan Menteri PUPR.
Sementara itu, Plt Gubernur Provinsi Aceh Nova Iriansyah meminta agar Kementerian PUPR dapat mendukung ketahanan pangan, air baku dan pengendalian daya rusak air dari sektor Sumber Daya Air. “Sangat memerlukan penanganan terhadap pembangunan Bendungan Seulimum dan Bendung Peureulak serta penyediaan air baku di Langsa,” ujarnya.
Kegiatan Konreg Tahun 2019 wilayah Sumatera ini turut sebagai penyemangat bagi Kementerian PUPR dalam menghadapi tantangan pembangunan di Pulau Sumatera, mengingat wilayah tersebut sangat rentan dengan bencana alam, maka setiap program kerja sudah harus memperhitungkan ketahanan terhadap bencana alam. Terutama sinkronisasi program pembangunan antara pusat dan daerah. Lantaran tujuan Konreg 2019 itu sendiri memastikan dan memantapkan sinkronisasi program pembangunan pusat-daerah.
“Kami sampaikan ke para Kepala Balai, kita juga harus bisa mendesign package-package pekerjaan dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja bagi para pekerja konstruksi,” tutup Basuki.
Turut hadir dalam Konreg 2019 Plt Gubernur PRovinsi Aceh Nova Iriansyah, Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Hari Suprayogi, Direktur Pengembangan Jaringan SDA Edy Juharsyah, Direktur Bina Penatagunaan SDA Fauzi Idris, dan Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I Djaya Sukarno. (dnd-KompuSDA)
- kompusda