Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Direktorat Sungai dan Pantai menyelenggarakan Workshop Urban Flood Control System Improvement in Selected Cities (UFCSI) yang dibiayai dari dana loan Japan International Cooperation Agency (JICA) IP-551, di Padang (15/4). Acara ini diadakan sebagai forum komunikasi antar subproject untuk berbagi informasi terkait dengan pelaksanaan proyek, pengelolaan loanprogress, teknologi konstruksi, permasalahan yang dihadapi dan solusinya.


Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah kejadian bencana banjir di Indonesia adalah yang terbesar dibanding negara-negara Asia Tenggara lainnya. Hal ini terkait dengan tingkat kualitas pengelolaan banjir di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain. Bencana banjir tidak saja menyebabkan kerugian fisik infrastruktur dan korban jiwa, tetapi juga kerugian bidang ekonomi, sosial dan lingkungan akibat terhentinya kegiatan ekonomi.


Direktur Sungai dan Pantai Pitoyo Subandrio dalam sambutannya yang diwakili Kepala Subdirektorat Wilayah II Direktorat Sungai dan Pantai Mochamad Mazid mengatakan bahwa terkait dengan situasi tersebut, Pemerintah RI telah menetapkan bahwa mitigasi kerusakan akibat banjir dalam Pengelolaan Sumber Daya Air terpadu adalah salah satu program strategis dalam melakukan percepatan pembangunan/perbaikan infrastruktur mitigasi banjir dan meningkatkan peran masyarakat dalam kegiatan mitigasi bencana serta menyeimbangkan pendekatan struktural dan nonstruktural.


“Sebagai tindak lanjut dari kebijakan dimaksud, pemerintah telah mempromosikan Urban Flood Control System Improvement in Selected Cities Loan JICA IP-551, Sector Loan Project, yang mencakup beberapa subproject. Pemilihan subproject tersebut dilakukan dengan seleksi menggunakan kombinasi dua kriteria prioritas (priority) dan kesiapan (readiness),” tutur Mochamad Mazid. “Saat ini dari 17 daftar panjang subproject, telah terpilih 6 subproject yang tersebar di lima kota di Indonesia. Keenam subproyek yang mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan proyek dimaksud meliputi subproyek Padang, subproyek Palembang, subproyek Surabaya (Wonokromo), subproyek Surabaya (Brangkal), subproyek Gorontalo dan subproyek Manado,” lanjutnya.


Dalam kesempatan itu Mochamad Mazid juga meminta agar semua permasalahan yang ada dan belum terselesaikan harus diungkap secara terbuka dan jelas untuk didiskusikan guna mendapatkan solusi terbaik sebagai pedoman di lapangan.


Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas PSDA Sumatera Barat Ali Musri, Kepala Subdirektorat Perencanaan Teknis Direktorat Sungai dan Pantai Biren Dradjana, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V M. Adek Rizaldi, para Kepala Satker PJSA dan PPK Sungai dan Pantai, kontraktor, konsultan dan narasumber terkait.


(idr/kur-Datin SDA)

  • Superman

Bagikan Postingan Ini