Pengelolaam air tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi masyarakat juga punya peran yang penting. Hal ini terutama dalam aspek kebersihan, dengan cara tidak mengotori air, menjaga kebersihan saluran irigasi agar tidak tersumbat oleh sampah kotoran, rumput liar dan lainnya. Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta, merupakan salah satu tempat dilaksanakannya kegiatan 'Bersih-bersih Saluran Irigasi' dalam rangka memperingati setahun usia Gerakan Irigasi Bersih yang diikuti para petani dari berbagai kelompok Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A). Dikatakan lebih lanjut oleh Camat setempat, bahwa saluran irigasi yang terdapat di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta ini telah terbangun sejak tahun 2008. Sejauh ini, hasil pertanian di desa setempat memiliki manfaat yang sangat potensial untuk ketahanan pangan. Saluran irigasi yang ada di desa ini adalah untuk mengairi tanaman padi seluas 155 ha. Pasokan air untuk irigasi, disalurkan melalui Bendung Tegal. Menurut para petani di desa Sriharjo, setelah Bendung Tegal terbangun, hasil pertanian dalam satu tahun dapat menghasilkan tiga kali panen, yakni padi-padi-palawija. Sebelumnya, dari tahun ke tahun hanya menghasilkan dua kali panen, yakni padi-palawija saja.

Prof. Sigit Supadmo, peneliti dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM), adalah salah seorang penggagas pencanangan Gerakan Irigasi Bersih yang awalnya dimulai dari Kabupaten Bantul. Ia mengatakan bahwa Gerakan Irigasi Bersih yang dicanangkan tanggal 29 Maret 2013, merupakan inisiatif para petani melalui kelompok tani yang difasilitasi oleh akademisi dari UGM dengan para alumni Fakultas Teknologi Pertanian UGM, serta pemerintah, agar para pihak kembali bergerak dan menjadikannya besar dan tersebar luas ke seluruh Indonesia, dengan membawa semangat berjargon “Dari Yogyakarta untuk Indonesia”. Diterangkan Prof.Sigit kepada media massa nasional, “Peran kami di sini adalah membantu masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri”. Dalam kesempatan ini, dirinya juga menceritakan awal pencanangan Gerakan Irigasi Bersih, yang dimulai dari inisiatif lima GP3A, hingga saat ini aktif diikuti oleh 40 GP3A, yang membersihkan seluruh saluran irigasi se-kabupaten Bantul. “Kami sangat mengapresiasi para petani , walaupun kegiatan membersihkan saluran irigasi merupakan kewajiban dari pemerintah, namun kesadaran dan inisiatif para petani muncul dengan pemikiran bahwa kebersihan adalah upaya bersama yang hasilnya dinikmati bersama,” lanjut Sigit.

 

Para petani yang turut gotong royong dalam Gerakan irigasi Bersih ini mengatakan bahwa mereka puas dan bangga dengan adanya Bendung Tegal yang dibangun pemerintah, dan berharap agar di masa mendatang, Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten, terus membantu dan memperhatikan para petani melalui Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), yang akan tetap bersemangat melakukan kegiatan bersih-bersih saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier.

 

Sementara itu, di lokasi yang sama, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak, DR. Agus Suprapto Kusmulyono, mengatakan bahwa Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum sangat mendukung Gerakan Irigasi Bersih. Support yang berasal dari Pemerintah Pusat berupa memfasilitasi pencanangan event-event Gerakan Irigasi Bersih, menyebarluaskan informasi Gerakan Irigasi Bersih hingga ke seluruh Indonesia melalui kegiatan publikasi media massa lokal dan nasional yang nantinya dilakukan secara intensif.

 

Dikatakan Agus Suprapto, bahwa kegiatan ini mulai menyebar ke berbagai daerah, seperti kabupaten Sleman yang telah mencanangkan Gerakan Irigasi Bersih pada 15 Maret lalu, serta juga menyebar ke kabupaten Kulonprogo dan kabupaten Kebumen. Untuk mengatasi agar Pemerintah Pusat dapat berperan langsung dalam kegiatan bersih-bersih irigasi ini, dikatakan Agus bahwa dilaksanakan juga melalui kegiatan P4-ISDA, yang kegiatannya berupa pemberian langsung bantuan Pemerintah Pusat untuk Kelompok Tani. Untuk tahun ini, “ telah dialokasikan anggaran kegiatan P4-ISDA untuk 60 lokasi, khusus di provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah,” jelas Kepala BBWS Serayu-Opak ini.

 

“Mengelola air bukan hanya tugas Pemerintah,masyarakat harus berperan serta, terutama dalam hal menjaga kebersihan, agar air tidak dikotori”, himbau Agus Suprapto. Kegiatan positif yang dilakukan melalui Gerakan Irigasi Bersih ini, merupakan bukti kesadaran masyarakat untuk berperan serta langsung bersama dengan Pemerintah menjaga kebersihan saluran irigasi. “Jika saluran irigasi tidak bersih, lama kelamaan akan berpengaruh pada ketahanan pangan,” jelasnya.

  • Superman

Share this Post