"Khusus untuk bidang sumber daya air, sebenarnya kita mempunyai 3 pilar yaitu konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air, dan karena Sumatera Barat termasuk dalam daerah yang rawan bencana, maka untuk pilar pengendalian daya rusak air harus lebih dikuatkan. Contohnya program pengendalian banjir di sungai- sungai. Kemudian program ketahanan pangan yaitu program irigasi dan air baku," jelas Dwi Sugianto, Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku, dalam acara Kunjungan Kerja Komi V DPR RI, 27-28 Februari 2017, di Sumatera Barat. Turut dihadiri oleh para anggota Komisi V DPR RI, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, Kepala BWS Sumatera V, Faliansyah, Direktur Pembangunan Jalan Ditjen Bina Marga, A. Gani dan Kepala BPJN III Padang, I.K.G Syaiful.
Lebih lanjut Dwi mengatakan meskipun tahun ini ada beberapa paket pekerjaan. 7 paket kegiatan air baku dan beberapa paket kegiatan irigasi, tetap saha harus memperhatikan kebutuhan dari daerah itu sendiri. " Untuk BWS Sumatera V, saya berharap agar semua infrastruktur bidang sumber daya air yang akan dibangun dapat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh provinsi Sumatera Barat dan semua infrastruktur sumber daya air yang sudah dibangun dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat," imbuh Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku.
Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, juga mengatakan bahwa saat ini mayoritas mata pencaharian masyarakat Sumatera Barat adalah bertani, untuk itu beliau berharap agar infrastruktur irigasi dapat lebih ditingkatkan lagi pembangunannya. "Saya menginginkan agar nantinya Provinsi Sumbar dapat menjadi lumbung padi nasional dan yang biasanya hanya panen 1 kali dalam setahun dapat meningkat menjadi 2-3 kali dalam setahun. Kepada Kementerian PUPR, saya mengharapkan agar BWS Sumatera V dapat membantu mewujudkan hal itu dan semoga dapat lebih meningkatkan kerjasama yang sudah berjalan dengan baik," jelas Irwan.
Khusus mengenai lahan, Dwi mengatakan bahwa masalah lahan tidak bisa diatasi secepatnya harus melalui beberapa proses karena kita berhadapan dengan masalah sosial masyarakat. "Sebagai contoh di Batang Kuranji sudah sangat rapi dan detail namun masih terkendala pembebasan lahan, jadi kita sangat membutuhkan kesadaran dan kepekaan masyarakat akan pentingnya pembangunan yang sedang dilakukan oleh pemerintah. Namun kita juga harus melakukan berbagai cara agar kesadaran dan kepekaan masyarakat meningkat serta pihak Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera V harus terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat," jelas Dwi Sugianto.
Sementara itu Kepala BWS Sumatera V, Faliansyah, mengatakan untuk beberapa kegiatan prioritas di Sumatera Barat yaitu pengendalian banjir di beberapa sungai yang ada di Sumatera Barat seperti Batanghari, Indragiri dan Batang Kuranji serta Akuaman. "Saat ini sedang dilakukan pembangunan sarana/prasarana pengendali banjir dan sedimen Batang Kuranji Segmen Tengah yang akan selesai tahun 2017 dengan dana APBN 2015-2017 sebesar Rp. 238.449.000.000," kata Faliansyah.
Kepala BWS Sumatera V juga mengatakan bahwa adapula kegiatan pengelolaan danau yaitu Danau Maninjau dan Danau Singkarak untuk tahun 2018 dimana saat ini khusus untuk Danau Maninjau kualitas air danaunya sudah sangat mengkhawatirkan. Selain itu juga untuk tahun 2017 ada kegiatan irigasi Sawah Laweh, Batang Sinarmas dan Batang Bayak serta kegiatan air baku dengan memanfaatkan SPAM Regional. (tin KompuSDA)
- kompusda