Asosiasi organisasi profesi di bidang sumber daya air seperti Himpunan Ahli Teknik Hidrolik Indonesia (HATHI), Masyarakat Hidrolik Indonesia (MHI), Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNIBB), dan Komite Nasional Indonesia- International Commission on Irrigation and Drainage (KNI ICID) menyelenggarakan halal bihalal di Gedung Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta (11/8/14).

“Saya merasa gembira bahwa acara halal bihalal ini dapat diselenggarakan oleh asosiasi profesi sumber daya air secara bersama-sama yaitu HATHI, MHI, KNIBB dan KNI ICID. Organisasi-organisasi profesi ini dengan kekhususan terkait dengan bidang sumber daya air mempunyai peran yang sangat besar untuk membantu pemerintah dalam mencari solusi permasalahan sumber daya air,” jelas Direktur Jenderal Sumber Daya Air yang juga selaku Ketua Umum HATHI, Mudjiadi, mewakili Menteri Pekerjaan Umum.

 

Sebagai informasi, HATHI merupakan organisasi ahli teknik hidrolik yang melakukan pembinaan profesi bagi anggotanya dan bekerjasama dengan organisasi profesi internasional yang terkait yaitu international association for hydrolic and environmental engineering research yang berkantor pusat di Madrid.

 

Masyarakat Hidrolik Indonesia atau MHI merupakan organisasi yang relatif lebih muda. Walaupun relatif muda namun tantangan yang harus dihadapi sangatlah berat, salah satunya masalah perubahan iklim. Untuk itu peran SDM dari organisasi ini sangat dibutuhkan karena harus dapat mengimplementasikan kemajuan teknologi dalam pengumpulan data hidrologi yang merupakan dasar bagi perencanaan desain operasi dan pemeliharaan infrastruktur sumber daya air.

 

Organisasi KNIBB merupakan induk organisasi internasional dari ICOLD yang berkantor pusat di Paris dengan tujuan untuk mengembangkan teknologi pembangunan dalam mengelola bendungan. bendungan bermanfaat untuk penyediaan air irigasi, penyediaan air baku untuk rumah tangga, perkotaan maupun industri, pengendalian banjir dan pembangkit tenaga listrik. KNI-ICID yaitu suatu organisasi ilmiah teknis dan nirlaba yang berkantor pusat di New Delhi, India yang didirikan tanggal 24 Juni 1950 oleh 11 negara, dimana Indonesia adalah salah satu pendiri negara tersebut.

 

Pertemuan bersama semacam ini akan sangat bermanfaat untuk memajukan suatu komunikasi yang pada akhirnya menghasilkan sinergi yang dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi masing-masing.

 

“Harapan kami agar keempat organisasi profesi ini dapat menjadi sarana untuk menyalurkan temuan ilmiah di bidang sumber daya air dan terus meningkatkan kontribusinya dalam perumusan kebijakan pemerintah ke depan untuk mencapai manfaat yang optimal bagi negara dan kesejahteraan masyarakat,” tambah Mudjiadi.

 

Untuk menghadapi AFTA 2015, dimana persaingan tenaga kerja akan semakin ketat dengan masuknya tenaga-tenaga dari luar, diharapkan agar tenaga-tenaga profesional di bidang sumber daya air dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri. Dalam menghadapi tantangan tersebut, strategi yang diterapkan adalah meningkatkan daya saing ahli teknik melalui peningkatan kapasitas dan ilmu pengetahuan di bidang sumber daya air, seperti peningkatan kompetensi dan profesionalisme para ahli teknik, peningkatan kapasitas lembaga pengelola sumber daya air, peningkatan pemahaman masyarakat luas tentang ilmu pengetahuan dan teknologi sumber daya air dan permasalahan sumber daya air dan tantangannya.

 

Dalam acara tersebut turut dihadiri oleh para mantan Direktur Jenderal SDA terdahulu, Ketua Umum KNI ICID, MHI, HATHI, KNIBB dan para pengurus serta anggota dari keempat organisasi profesi.

  • Superman

Share this Post