Pemerintah Jepang melalui perusahaan manufaktur Sumitomo melakukan serah terima barang peralatan berat kepada pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Bendung Pamarayan baru, Pandeglang (211014). Acara ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian, Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Dinas PSDA Banten, PT. Sumitomo Construction Machinery Southeast Asia, Japan International Cooperation System (JICS), Sirius Corporation dan PT. Tat Hong Heavy Equipment Indonesia.

Menurut Hari Suprayogi, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan kegiatan ini terkait dengan Program Improvement Capabilities to Cope with Natural Disasters Caused by Climate Change for The Republic of Indonesia yang telah dituangkan dalam perjanjian pemberian hibah dari pemerintah Jepang kepada pemerintah Indonesia dan telah dilakukan penandatanganan pada tanggal 18 Maret 2010. Nilai keseluruhan hibah program ini sebesar 1 milyar yen Jepang.

 

Peralatan yang dihibahkan pada program ini berupa peralatan backhoebackhoe long armbackhoe for bargetug boattraffic boatbackhoe barge/soil barge, trailer truck,rough terrain craneamphibious excavatormultifunction dredger dan maintenance tools yang akan diberikan kepada 7 balai wilayah sungai sesuai dengan kebutuhannya.

 

Adapun 7 balai yang menerima bantuan peralatan terdiri dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cidanau Ciujung Cidurian sebanyak 1 unit, BBWS Serayu Opak 1 unit, BWS Sumatera I 1 unit, BWS Sumatera II sebanyak 1 unit, BWS Sumatera III sebanyak 1 unit, BWS Kalimantan III sebanyak 1 unit dan BWS Papua Barat sebanyak 1 unit.

 

Dalam perjanjian pemberian hibah tersebut disepakati bahwa bantuan akan dipergunakan untuk mendukung kegiatan pencegahan dan penanganan penanggulangan bencana akibat dari dampak perubahan iklim dan membantu untuk meningkatkan kemampuan pemerintah Indonesia dalam mengurangi dampak kerusakan akibat bencana alam banir. Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan semua peralatan/barang sudah diterima pada akhir bulan November 2014.

 

Mudjiadi, Direktur Jenderal Sumber Daya Air mengatakan pemberian hibah peralatan ini ditujukan untuk menunjang kesiapsiagaan balai wilayah sungai dalam mengantisipasi bencana. Peralatan yang memadai merupakan bagian dari langkah quick response balai wilayah sungai untuk segera melakukan upaya tanggap darurat bencana hingga pasca bencana.

 

“Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana. Dan mengantisipasi bencana juga merupakan bagian dari upaya kita dalam mengelola sumber daya air karena pembanguan infrastruktur sumber daya air selain bertujuan untuk meningkatkan ketahanan air dan ketahanan pangan, juga harus mampu mengendalikan daya rusak air yang ditimbulkan. Untuk itu dengan total nilai hibah sebesar 1 milyar yen Jepang diharapkan agar setiap balai yang mendapatkan bantuan peralatan selalu waspada dan siap siaga untuk mengantisipasi bencana,” jelas Mudjiadi.

 

Mudjiadi mengingatkan agar kepada balai wilayah sungai yang mendapatkan hibah peralatan berat ini dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan penggunaannya dengan baik serta tidak lupa untuk selalu tertib administrasi, tertib dalam pengelolaan barang dengan memperhatikan peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara.

  • Superman

Share this Post