Pada periode tahun 2015-2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) telah menyelesaikan sebanyak 15 bendungan. Sedangkan pada periode 2020-2024, Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 61 bendungan, dimana pada tahun 2020 telah selesai 3 bendungan, yaitu Napungete, Tukul dan Tapin. Pada tahun 2021, akan diselesaikan 13 bendungan dimana 4 diantaranya telah siap diresmikan, yakni Bendungan Kuningan, Way Sekampung, Bendo dan Passeloreng.
Pembangunan bendungan di berbagai daerah di Indonesia didasari oleh banyaknya daerah yang mengalami banjir ketika musim penghujan tiba dan kekeringan jika musim kemarau datang. Selain itu, pembangunan berbagai bendungan tersebut juga merupakan salah satu upaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) untuk mewujudkan ketahanan air dan pangan di Indonesia.
Bendungan Kuningan yang merupakan salah satu dari empat bendungan yang siap diresmikan adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang studi terkait pembangunannya sudah dimulai sejak 35 tahun lalu melalui inisiasi rancangan induk (master plan) Sungai Cisanggarung. Bendungan ini dibangun sebagai salah satu infrastruktur yang bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan air dalam skala nasional. Hari ini (31/8/2021), bendungan yang telah selesai dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung ini diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Bendungan yang berlokasi di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat tersebut telah mencapai progres konstruksi 100%. Secara teknis, bendungan dengan tipe urugan zona inti tegak ini memiliki volume total 25.955 juta meter kubik dengan luas genangan 221,59 hektar. Untuk tinggi bendungan yaitu 43 meter, dengan panjang 229 meter, dan lebar 10 meter.
Bendungan Kuningan memiliki manfaat, diantaranya akan mengairi Daerah Irigasi (D.I) seluas 3000 hektar yang terdiri dari D.I Cileuweung (Kabupaten Kuningan) 1000 hektar dan D.I Jengkelok (Kabupaten Brebes) seluas 2000 hektar. Tidak hanya itu, bendungan ini juga bermanfaat sebagai pengendali banjir, penyedia air baku sebesar 200 liter/detik, dan pembangkit tenaga listrik sebesar 500 kW.
Pembangunan Bendungan Kuningan yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini sangat diharapkan masyarakat, apalagi di daerah tersebut bila musim penghujan sering terjadi banjir, namun saat musim kemarau terjadi kekeringan. “Jika suplai air untuk irigasi ini terus terjaga, petani bisa menambah frekuensi tanamnya dari satu kali setahun menjadi dua atau tiga kali setahun”, jelas Presiden Jokowi. Ia juga menyampaikan agar pembangunan bendungan ini segera diikuti dengan pembangunan dan penataan jaringan irigasi, mulai dari saluran primer, sekunder, tersier hingga kuarter agar segera memberi manfaat bagi para petani dan masyarakat. Dengan hadirnya bendungan ini, diharapkan produksi tani di daerah tersebut juga bisa ikut meningkat sehingga kesejahteraan para petani bisa semakin membaik.
Selain itu, Pemerintah Daerah setempat juga dapat memanfaatkan keberadaan Bendungan Kuningan ini untuk pengembangan pariwisata yang diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakatnya. (kompusda sandro)
- kompusda