Balai Wilayah Sungai Papua melalui Satuan Kegiatan PPK O&P Sumber Daya Air I Satker OP Sumber Daya Air Papua telah melaksanakan Pelatihan Hidrologi untuk staf selama 3 hari dari 8 s/d 10 Juni 2015 bertempat di Hotel Horizon Jayapura Papua.
Maksud pelatihan hidrologi untuk staf tersebut adalah untuk memberikan bekal ilmu dan keterampilan kepada para peserta mengenai pengelolaan data hidrologi, sedangkan tujuan pelatihan tersebut adalah meningkatkan wawasan dan keterampilan peserta dalam pengelolaan data hidrologi.
Para narasumber/ instruktur yang memberi pelatihan tersebut : 1. Drs. Pradah Dwiatmanta, Msi. (Kepala Seksi Hidrologi dan Kualitas Air Wilayah II, Suibdit Hidrologi dan Kualitas Air. Direktorat BPSDA Kementerian PUPR. 2. Dr. Suyono, MS (Fakultas Geografi, UGM) 3. Abdul Ganing, ST. (Jafung BBWS Pompengan-Jeneberang) . Peserta pelatihan hidrologi tersebut berjumlah 25 orang peserta yang berasal dari Staf2 BWS Papua, 1 orang staf dari SNVT PJPA Papua-Merauke, 1 orang staf PPK Irigasi 1 Nabire dan 2 orang staf Dinas PU Papua.
Materi-materi pelatihan terdiri dari : 1). Kebijakan pengelolaan DAS dan Kualitas air 2). Manfaat data dan informasi hidrologi dan kualitas air 3). Pengelolaan kualitas air dan sedimen 4). Prosedur pengambilan contoh uji kualitas air dan sedimen 5). Operasi dan pemeliharaan peralatan hidrologi 6). Pengolahan data hujan 7). Pengolahan data muka air 8). Pengolahan data klimatogi dan 9). Operasional dan pemeliharaan peralatan telemetri dan logger. Dengan metode pelatihan : pembelajaran materi, diskusi dan praktek.
Kepala BWS Papua Happy Mulya dalam sambutannya pada penutupan pelatihan hidrologi tersebut menyampaikan hal-hal sebagai berikut : 1). Ilmu hidrologi merupakan dasar dari semua ilmu yang terkait dengan sumber daya air, dengan memahami dan mengerti dasar-dasar ilmu hidrologi akan memudahkan dalam pengoperasian dan pemeliharaan alat-alat hidrologi di lapangan. 2). Permasalahan dan tantangan dalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya air di Papua adalah minimnya stasiun hidrologi dan hidrometri dibandingkan dengan luas Pulau Papua yang luasnya 3 kali dari Pulau Jawa. Dengan terbatasnya stasiun-stasiun hidrologi tersebut, maka analisis hidrologi tidak akan akurat, maka untuk mengatasi hal tesebut perlu diketahui adanya perkembangan ilmu hidrologi yang ada salah satunya misalnya dengan menggunakan data-data dari satelit untuk mengisi dan mengetahui data-data hidrologi yang kosong, kemudian dilakukan analisis hidrologi dan selanjutnya untuk perencanaan infrastruktur SDA.
Happy berharap
dengan adanya pelatihan tersebut peserta dapat menambah ilmu dan
wawasannya tentang ilmu hidrologi dan terus belajar tentang ilmu-ilmu
hidrologi lanjutan, ini tantangan kita dalam pengelolaan data hidrologi
di daerah ini. Happy berpesan : Ilmu hidrologi atau ilmu apa saja
sebenarnya tidak susah, tapi dipelajari atau tidak? Dipelajari saja
ternyata tidak cukup, tapi latih…latih…latih terus sampai ilmu hidrologi
ini ada digenggaman kita, tanda Happy mengakhiri sambutannya.
- Superman