Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menegaskan komitmen Kementerian PU untuk mengantisipasi dampak penurunan muka tanah dan mengurangi risiko banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan melanjutkan pembangunan giant sea wall di pesisir utara Jawa.

“Kementerian PU telah bekerja sama dengan Belanda dan Korea Selatan untuk kajian pembangunan tanggul laut mulai dari Cilegon hingga Gresik dengan proyeksi panjang mencapai 946 km” ujar Menteri Dody saat menghadiri Rapat Koordinasi Pembentukan Satgas Pembangunan Giant Sea Wall pada Rabu (19/3) di Jakarta.

Kementerian PU melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) telah menyelesaikan pembangunan tanggul pengaman pantai utara Jakarta Tahap A sepanjang 12,66 km. Lalu pada tahun 2020 bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pembangunan dilanjutkan dengan panjang tambahan mencapai 33,54 km.

“Untuk tahap selanjutnya yaitu pembangunan tanggul laut Tahap B sepanjang 21 km, saat ini pihaknya sedang melakukan kajian terkait pembiayaan dan studi kelayakan dengan mempertimbangkan apakah desain tanggul akan mengacu pada Integrated Flood Safety Plan Giant Sea Wall Tahap B Jakarta yang disiapkan Kementerian PU pada tahun 2020 atau menggunakan Masterplan tahun 2016 dari Bappenas”, lanjut Menteri Dody.

Menteri Dody menekankan bahwa pembangunan tanggul laut terintegrasi dengan program penyediaan air bersih melalui Bendungan Karian dan Bendungan Jatiluhur serta peningkatan kualitas air dengan pengolahan limbah di muara sungai melalui pembangunan Jakarta Sewerage System.

“Pengendalian banjir harus diimbangi dengan penyediaan air bersih agar masyarakat tidak lagi menggunakan air tanah untuk mencegah penurunan muka tanah yang menjadi salah satu penyebab utama kerentanan banjir di Jakarta. Langkah-langkah ini menjadi bagian dari visi besar giant sea wall, dan kami berharap upaya ini dapat segera terwujud agar tidak ada lagi permasalahan lingkungan yang berdampak buruk pada kehidupan masyarakat Jakarta dan sekitarnya,” kata Menteri Dody.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan pentingnya pendekatan yang sistematis dan kerja sama antar stakeholder dalam menangani banjir dan melindungi wilayah pesisir.

“Penanggulangan banjir harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari hulu hingga hilir. Kami akan memastikan semua pihak terkait mendiskusikan bersama desain, skema pembiayaan, dan kerja sama terbaik agar proyek ini bisa segera direalisasikan,” ujar Menko AHY.

Menko AHY juga berpendapat bahwa pembangunan tanggul laut merupakan langkah strategis untuk melindungi masyarakat pesisir dari bencana lingkungan yang semakin kompleks. “Kemenko IPK akan terus mengawal proyek ini agar dapat selesai sesuai target. Sinergi antar-pihak akan menjadi kunci keberhasilan untuk menciptakan Jakarta dan wilayah pesisir lainnya yang lebih aman dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Selain wilayah Jakarta, tanggul laut juga tengah dibangun di wilayah Jawa Tengah secara terintegrasi dengan pembangunan Tol Semarang-Demak dan Tol Semarang Harbour.

Hadir dalam rapat koordinasi tersebut diantaranya Direktur Jenderal SDA, Lilik Retno Cahyadiningsih, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Rachman Arief Dienaputra, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Bob Arthur Lombogia, Staf Khusus Menteri Bidang Sumber Daya Air dan Kerja Sama Internasional Arie Setiadi Moerwanto, serta Staf Khusus Menteri Bidang Teknologi dan Kepatuhan Intern Syamsul Bachri Yusuf.

  • Kompu SDA

Share this Post