Gunungkidul – Dalam upaya berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mengatasi kerentanan terhadap kekeringan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus memperluas pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Program merupakan salah satu solusi bagi daerah-daerah yang mengandalkan tadah hujan sehingga memungkinkan petani untuk menanam lebih dari sekali dalam setahun.

Menteri PU, Dody Hanggodo melakukan kunjungan ke salah satu lokasi penerima manfaat JIAT di Dukuh Bulak Blimbing, Kelurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Kunjungan ini menegaskan komitmen kuat Kementerian PU dalam memastikan setiap tetes air memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat, khususnya para petani pada Minggu (5/10).

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Dody Hanggodo menyatakan bahwa pembangunan JIAT merupakan komitmen Kementerian PU untuk mengubah Gunungkidul menjadi kawasan pertanian yang produktif dan tidak lagi bergantung sepenuhnya pada curah hujan. "Kita sudah komit bersama Ibu Bupati untuk seluruh area Gunungkidul yang memiliki potensi air tanah memadai, kita akan bantu bangun beberapa titik tambahan jaringan irigasi air tanah secara bertahap," ujar Menteri Dody. Beliau juga menekankan pentingnya pembangunan jalan usaha tani yang memadai untuk memudahkan akses petani ke lahan mereka, sehingga ekosistem pertanian dapat berfungsi secara optimal.

Proyek pembangunan infrastruktur JIAT Blimbing yang berlokasi di Dukuh Bulak Blimbing ini dirancang dengan panjang saluran mencapai 172 meter dan dapat melayani area pertanian seluas 14,5 hektar. Kehadiran JIAT Blimbing telah terbukti sangat efektif, dengan meningkatkan luas tambah tanam (LTT) yang signifikan hingga 32 hektar.

Keberhasilan ini didukung oleh sistem pompa air tanah dengan sumur dalam sedalam 100 meter, yang mampu menjamin pasokan air yang stabil. Selain itu, JIAT Blimbing dilengkapi dengan jaringan distribusi sepanjang 4,67 km, serta fasilitas rumah genset dan panel pompa yang menjaga debit produksi air mencapai 30 liter per detik sepanjang tahun. Infrastruktur sumber daya air ini memastikan ketersediaan air yang konsisten sehingga memungkinkan petani untuk mengoptimalkan siklus tanam mereka dan beralih dari pola tanam tadah hujan menjadi pertanian yang lebih terencana dan produktif.

secara historis, upaya pemanfaatan air tanah untuk irigasi di Gunungkidul bukanlah hal baru. Sejak tahun 1980-an, telah terbangun sekitar 40 jaringan irigasi air tanah di berbagai wilayah Gunungkidul. Pembangunan JIAT baru, seperti yang di Blimbing, menjadi bukti nyata kesinambungan program Kementerian PU yang dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak. Inisiatif ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan hasil panen dan stabilitas pendapatan.


Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyampaikan apresiasi mendalam atas dukungan berkelanjutan dari Kementerian PU. Beliau menggarisbawahi bagaimana program-program ini secara langsung menjawab kebutuhan mendesak masyarakat petani di wilayahnya. “Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Menteri PU dan jajaran BBWS Serayu Opak yang telah membangun jaringan irigasi air tanah di wilayah kami. Beliau bahkan turun langsung meninjau dan mendengar masukan dari para petani, termasuk soal penggunaan listrik agar pompa lebih efisien,” ujar Bupati Endah. 

Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah ini menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan tujuan bersama untuk kemajuan pertanian dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Gunungkidul.


  • Kompu SDA

Bagikan Postingan Ini