Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan kepada seluruh jajarannya untuk konsentrasi fokus penyebab banjir di wilayah Jabodetabek untuk nanti bisa diatasi permasalahannya.

Para PNS Kementerian PUPR yang terdiri dari 74 tim yang dibagi menjadi 5 wilayah yaitu Korwil I (Jakarta Barat, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Lebak), Korwil II (Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Kota Bekasi), Korwil III ( Jakarta Selatan, kabupaten Bogor), Korwil IV (Jakarta Utara, Kabupaten Bekasi), dan Korwil V (Kota Bekasi).

Sebagaimana diketahui sebelumnya di tanggal 1 Januari 2020 terjadi bencana banjir di kawasan Jabodetabek akibat curah hujan yang ekstrim yakni pos Hujan Halim 370 mm dan Pos Hujan Cakung 300 mm. Kejadian tersebut mengakibatkan antara lain 176 titik genangan banjir, korban Jiwa meninggal, terganggunya Transportasi Publik (termasuk JalanTol), serta kerugian Sosial Ekonomi Masyarakat. Dalam rangka penanganan bencana banjir tersebut maka di tanggal 2 Januari 2020 Menteri PUPR menugaskan sebanyak 295 PNS Muda Kementerian PUPR untuk melakukan survey lapangan dengan tujuan melakukan pendataan penyebab terjadinya banjir dan pendataan kerusakan prasarana PUPR, serta identifikasi upaya penanganan yang diperlukan.

BBWS Ciliwung Cisadane sendiri telah memiliki rencana pengendalian banjir Sungai Ciliwung dari hulu ke hilir antara lain dengan adanya pembangunan dua waduk kering Bendungan Ciawi dengan kapasitas tampung 6.45 juta m3 dan Bendungan Sukamahi dengan kapasitas tampung 1.68 juta m3, kedua bendungan ini direncanakan akan mereduksi banjir +126 m3/dtk (111.75 m3/dt + 15.47 m3/dt). Adapun progres Bendungan Sukamahi 35% dan Bendungan Ciawi 45%. direncanakan selesai pada akhir tahun 2020.

Kemudian ada kegiatan Normalisasi Sungai Ciliwung yang direncanakan sepanjang 33 km dengan kapasitas 570 m3/dtk. “Saat ini sudah selesai 16 km, sisanya 17 km menunggu pembebasan lahan oleh Pemda DKI sehingga debit yang bisa dialirkan+300 m3/dt,” ujar Bambang Hidayah selaku Kepala BBWS Ciliwung Cisadane.

Adapun hasil dari identifikasi di lapangan, penyebab bencana banjir disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya tanggul jebol Infrastruktur PUPR-SDA, drainase tersumbat, drainase melebihi kapasitas, Pintu Air Rusak, Pompa Tidak Berfungsi, Sedimentasi, Sampah dan Limpasan Air.

Untuk itu, Menteri PUPR fokusi pada dua penanganan baik jangka pendek di 114 lokasi maupun jangka panjang di 82 lokasi.

“Kita Perkaya manajemen bencana dengan rasa yang sama dan pemahaman yang sama , yang dilakukan adalah rapid assesment, menangani yang jangka sangat pendek minggu ini kita harus lakukan penanganannya untuk menghadapi prediksi tanggal 11 – 15 jabodetabek masih rawan terhadap hujan lebat, lakukan list detail pelaksanaannya, lokasi mana saja, kita perlu koordinasikan dengan DKI sekalipun hanya misal karung dam, buang sampah,” ujar Menteri PUPR.

Setelahnya, Kementerian PUPR akan kembali melakukan pengecekan terus menerus kepada daerah-daerah prioritas yang beresiko tinggi untuk dilakukan tindakan. Sementara penanganan jangka panjang ada beberapa program dari Cileungsi, Cikeas, Bendung Bekasi kurang lebih penanganan akan memakan waktu 3 tahun.

“Dilihat lagi value of engineering, sudahkah betul hitungannya? Kita fokus dulu penyebab banjir,” tegas Basuki.

  • kompusda

Share this Post