"Dengan pembangunan 65 bendungan besar yang harus diselesaikan seperti saat ini, saya berharap generasi muda penerus memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini. Karena belum tentu diulang di tahun-tahun berikutnya," begitu penjelasan yang disampaikan oleh Menteri PUPR di Jakarta (26/4).
 
"Saya kira ini merupakan kesempatan yang tidak boleh disia-siakan (bagi para generasi muda) sehingga kita punya expert bidang bendungan besar di kemudian hari," imbuh Menteri PUPR.
 
Pesan tersebut disampaikan oleh Menteri PUPR ketika membuka acara Seminar Nasional Bendungan Besar tahun 2019 dengan tema Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan untuk Pencapaian Visium 2030, yang berlangsung di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta (26/4).
 
Disampaikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Hari Suprayogi selaku Ketua Komite Nasional Indonesia Bendungan Besar (KNI-BB), salah satu Visium 2030 yang dicanangkan adalah pembangunan bendungan atau tampungan air multifungsi yang dapat memenuhi kapitas sebesar 120 meter kubik per kapita per tahun. Di mana kapasitas tampungan Indonesia saat ini sebesar 50 meter kubik per tahun. 
 
"Ini adalah tugas berat dan besar. Sehingga untuk mencapai hal tersebut diperlukan peningkatan sumber daya manusia, iptek, kerja keras, dan inovasi melalui program dan proses yg terencana, serta nemiliki arah dan tujuan yang jelas untuk diselesaikan," jelas Dirjen SDA.
 
Guna mendukung visium tersebut KNI-BB telah berkembang, hingga saat ini KNI-BB memiliki anggota sebanyak 1.858 orang. Dari jumlah ini sebanysk 1.014 orang atau 54% telah memiliki SKA.
 
"KNI-BB juga mendukung penerbitan sertifikat elektronik bersama LPJK dan menyelenggarakan bintek bekerja sama dengan BPSDM Kementerian PUPR dan beberapa universitas ternama," imbuh Dirjen SDA sebagai salah saru cara melahirkan expert bidang bendungan besar di Indonesia.
 
Pada kesempatan yang baik ini, KNI-BB juga memberikan penghargaan kepada para senior yang tanpa kenal lelah berkontribusi terhadap pembangunan bendungan besar dan juga terhadap pengembangan KNI-BB dari masa ke masa. Beberapa di antaranya yang mendapatkan penghargaan adalah Basuki Hadimuljono, Suryono Sosrodarsono, Djoko Kirmanto, RM Sedyatmo, dan Masduki Umar.
 
Seminar Nasional Bendungan Besar kali ini akan berlangsung sejak 26 April sampai dengan 28 April 2019, diisi dengan focus group discussion pada 26 April yang diikuti oleh 150 peserta dan pemakalah dari K-Water Korea Selatan.
 
Pada 27 April acara akan dilanjutkan dengan Seminar Bendungan Besar dimana 48 makalah akan dipresentasikan dan dihadiri oleh 600-700 peserta. "Semua makalah yang masuk akan dijadikan buku dan diajukan ke Perpustakaan Nasional untuk mendapatkan ISBN," ujar Jarot Widiyoko, Direktur Sungai dan Pantai yang bertindak selaku Ketua Panitia Penyelenggara.
 
Di hari terakhir, para peserta akan mengikuti field trip ke Bendungan Sindangheula, salah satu bendungan besar di Provinsi Banten yang termasuk kedalam rencana pembangunan 65 bendungan.
 
Acara diselenggarakan berkat kerja sama antara Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan Komite Nasional Indonesia Bendungan Besar, Forum Perencana Pelaksana Pengelola Bendungan Besar, juga Balai Bendungan, BBWS Ciliwung Cisadane dan BBWS Cidanau Ciujung Cidurian.
(KompuSDA)

  • kompusda

Share this Post